MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA
Jumat, 9 Juli 2021

Renungan Pagi

KJ. 459 : 1,2 – Berdoa

PENGAMPUNAN YANG TULUS

Matius 6 : 14 – 15

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga (ay. 14)

Martin Luther King pernah berkata, “Pengampunan bukanlah tindakan sesekali, itu adalah sikap yang konstan”. Pernyataan Martin Luther King dilatarbelakangi oleh sebuah pemahaman, bahwa pengampunan harus diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali dan tanpa syarat. Artinya, sebagai orang percaya pengampunan harus mampu diberikan bukan hanya kepada orang yang dikenal, ataupun yang memenuhi suatu syarat. Pengampunan harus diberikan secara konsisten tanpa syarat kepada mereka yang memohon pengampunan.

Pengampunan menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan orang percaya. Di dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus memberikan penekanan tentang pentingnya memberikan pengampunan. Pernyataan pada ayat 14, jangan dimengerti, bahwa pengampunan dari Tuhan diberikan karena ada tindakan mengampuni yang kita lakukan. Sebagai orang percaya kita tetap harus memahami, bahwa pengampunan itu adalah anugerah Tuhan dan iman seseorang juga menyebabkan dirinya diampuni. Iman itulah yang harus dibuktikan dengan kesediaan hati untuk mau mengampuni sebagai tanda syukur atas pengampunan yang telah diterimanya dari Tuhan.

Firman Tuhan hari ini, mau mengingatkan setiap orang percaya: 1) Bapa adalah satu-satunya Sumber pengampunan; 2) Pengampunan merupakan anugerah dari-Nya dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus dalam hidup manusia; 3) Hidup beriman artinya kehidupan yang penuh dengan ketulusan untuk memberikan pengampunan.

Bapa menganugerahkan pengampunan kepada semua orang melalui Karya Tuhan Yesus Kristus yang telah menderita, disalibkan dan mati untuk menebus dosa manusia. Sebagai orang percaya kita patut bersyukur atas anugerah pengampunan tersebut. Kita pun selayaknya memberikan pengampunan yang tulus kepada semua orang. Dengan memberikan pengampunan itu, maka semua orang dapat merasakan cinta kasih Tuhan Yesus melalui kehadiran kita.

KJ. 459 : 3,4,5

Doa : (Tuhan, tolong ajar kami untuk lebih lagi mengasihi-Mu dengan selalu memberikan pengampunan yang tulus kepada semua orang)

MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA
Jumat, 9 Juli 2021

Renungan Malam

KJ. 62 : 1,7 – Berdoa

PUASA YANG BENAR

Matius 6 : 16 – 18

Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik (ay. 16a)

Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid dalam salah satu pernyataannya berkata, “Berpuasalah dengan menghormati orang yang tidak berpuasa”. Pernyataan ini berangkat dari kenyataan tentang perilaku mereka yang berpuasa, yang mengeluarkan aturan bahwa orang-orang di sekitarnya harus menghormati yang sedang menjalankan ibadah puasa. Caranya, yaitu dengan tidak boleh makan di depan orang yang berpuasa atau selama bulan puasa beberapa warung makan dilarang berjualan.

Puasa yang benar, itulah yang Tuhan Yesus mau ajarkan. Pengajaran Tuhan Yesus disampaikan di tengah-tengah orang-orang yang senantiasa menjalankan puasa sebagai ibadah dalam kehidupan beriman mereka. Puasa bukanlah hal yang salah. Tuhan Yesus mengajarkan, bahwa puasa menjadi hal yang salah, ketika dilaksanakan dengan cara yang tidak benar.

Pengajaran Tuhan Yesus mau mengingatkan bahwa: 1) Puasa merupakan sebuah ibadah yang di dalamnya setiap orang membangun relasi secara privat (pribadi) dengan Tuhan. Jadi seharusnya setiap orang yang melakukan puasa tidak perlu menunjukkan kepada orang lain, bahwa dirinya sedang berpuasa. Misalnya: menunjukkan wajah yang lemas, atau melarang orang lain makan di depan dirinya yang sedang berpuasa, dan banyak hal lain yang dilakukan, agar orang-orang di sekitarnya dapat mengetahui, bahwa dia sedang berpuasa. Jika hal di atas masih dilakukan, maka dengan tegas Tuhan Yesus mengecam itu sebagai perbuatan orang munafik. Lakukanlah puasa dengan ketulusan; 2) Puasa bukanlah alat yang dipakai untuk memaksa Tuhan memberikan apa yang kita inginkan. Kita harus memahami, bahwa puasa merupakan ibadah untuk membangun relasi yang dekat dengan Tuhan. Jadi ingatlah, bahwa Puasa yang benar, bukan bertujuan untuk memper-oleh pujian dan kehormatan serta yang diinginkan. Puasa adalah usaha tekun bergumul dan membangun relasi baik dengan Tuhan, sehingga hubungan bersama-Nya dan orang lain tetap terjaga. Selamat berpuasa!

KJ. 462 : 1,2,3,4

Doa : (Tuhan, tolong ajari dan mampukan kami berpuasa secara benar)

Scroll to Top