MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA
Senin, 7 Juni 2021


Renungan Pagi
KJ. 429 : 1 – Berdoa
UTAMAKAN KEPEDULIAN
Markus 3 : 1 – 6
Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Kemudian, Yesus berkata kepada mereka, “Apakah melanggar hukum jika berbuat baik atau berbuat jahat pada hari Sabat? (ay. 4)
Saat ini kita diperhadapkan pada dunia yang semakin terbuka dan semakin transparan. Arus informasi dengan cepat menyebar dari satu tempat ke tempat yang lain. Tipis perbedaan antara hal yang bersifat publik dan bersifat privasi. Tren bermedia sosial menjangkau bagi hampir semua kalangan baik anak anak, anak muda maupun orang dewasa. Banyak orang terlena dalam keasyikan menyebarkan berita dan terkadang melupakan inti dari kehidupan bersama dengan orang lain. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain dan kepedulian kepada sesama menjadi semakin tipis di dunia modern saat ini.
Bacaan ini masih tentang tindakan Yesus di hari sabat, hari yang sakral bagi orang-orang Yahudi. Ia menyembuhkan orang dan ini bertentangan dengan aturan sabat yang ada. Yesus tahu ada banyak mata yang sedang melihat dan menantikan tindakan apa yang akan Ia ambil yang bisa digunakan mereka untuk menjerat-Nya. Inti dari kisah ini bukan tentang orang yang disembuhkan itu, tapi sedang mengajarkan kepada kita tentang hati Yesus yang berbelas kasih kepada umat-Nya yang membutuhkan. Orang-orang Farisi seharusnya belajar tentang nilai kemanusiaan dan kepedulian yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus, namun mereka gagal melihat ini karena kedegilan hati mereka.
Umat Tuhan, melakukan hal baik dan benar bagi sesama adalah panggilan iman kita sebagai orang percaya. Terkadang kita dibelenggu dengan aturan atau budaya dunia yang membuat kita membatasi diri menjadi berkat bagi orang lain. Orang Farisi membatasi kepekaan hati terhadap sesama dengan aturan mengenai sabat. Meneladani sikap Yesus yang tetap melakukan kebenaran walau ditentang oleh sekitar, marilah kita tetap memiliki hati yang peduli kepada orang lain di tengah dunia yang semakin individualis dan egois ini.
KJ. 429 : 3
Doa : (Ya Tuhan, jadikanlah kami menjadi saksi-Mu yang selalu peduli dengan keadaan disekitar kami)
MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA
Senin, 7 Juni 2021


Renungan Malam
GB. 369 : 1 – Berdoa
MENJADI BERKAT – ESENSI BUKAN SENSASI
Markus 3 : 7 – 12
Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia. (ay. 12)
Belakangan ini kita disuguhkan dengan berbagai acara baik di TV maupun video di Youtube tentang orang-orang yang membuat video sedang membagikan sesuatu kepada seorang yang terlihat miskin, sakit, susah, dan sangat membutuhkan uluran tangan. Acara tersebut dibuat dengan menarik dan terkadang membuat hati kita tersentuh dengan kebaikan yang dipertontonkan oleh sang konten creator itu. Sang aktor berperan dalam banyak video dengan konsep yang sama: berbagi kebaikan dan ini menjadi viral.
Sah-sah saja jika kita membuat atau menyebarkan sebuah informasi yang ramai di dunia maya, tetapi renungan malam ini kita diajak untuk melihat esensi (hakikat, pokok, inti) bukan sekadar sensasi. Belajar dari kisah Yesus dalam bacaan malam ini, Yesus berkarya menolong orang-orang yang membutuhkan kesembuhan. Karya penyembuhan Yesus dialami oleh lebih banyak orang seiring dengan pelayanan Yesus. Ia sudah dikenal oleh banyak orang dan semakin hari semakin terkenal, kedatangan-Nya selalu dinantikan. Yesus tidak mendapatkan keuntungan apapun dari tindakan yang dilakukan-Nya. Ia tidak meminta balasan dan pujian dari orang-orang yang disembuhkan-Nya. Yesus tidak memproklamirkan kehebatan diri-Nya. Ia populer, Ia terkenal, kehadiran Nya dinantikan, namun tidak lantas membuat Yesus lupa diri dan meninggalkan misi Kerajaan Allah yang harus dilakukan-Nya.
Saat ini kitapun mungkin sedang terlibat dalam pelayanan baik di gereja maupun di luar gereja dan itu sudah dikenal serta diakui keberhasilannya oleh banyak orang. Berhati-hatilah dan jagalah hati kita agar tetap tertuju kepada panggilan dan pengutusan oleh Allah. Lakukanlah kebaikan dan kebenaran agar nama Tuhan dipermuliakan, bukan untuk mencari pujian dan dihormati oleh orang lain. Karya pelayanan kita biarlah menjadi persembahan yang berbau harum di hadapan Tuhan, bukan sekadar untuk menjadi sensasi belaka.
GB. 278 : 2
Doa : (Mampukan kami ya Tuhan, untuk selalu menjadi berkat melalui perkataan dan perbuatan kami bagi orang lain)