MINGGU II PRAPASKAH
Kamis, 7 April 2022
Renungan Pagi
GB. 86 : 1 – Berdoa
AKU BERSUKACITA KARENA TUHAN ALLAHKU
Habakuk 3 : 17 – 19Â
namun aku bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. (ay. 18)Â
Bersyukur adalah sebuah ungkapan iman karena mengakui apa yang ada pada kita saat ini berasal dari Tuhan. Bersyukur selalu diungkapkan dalam bentuk kata-kata (doa atau pujian) bisa juga dalam bentuk perbuatan dengan memberikan sesuatu sebagai persembahan. Bersyukur bukan sekadar ucapan terima kasih karena mendapatkan sesuatu, namun sebagai sikap yang menunjukkan kerendahan hati dan mengakui bahwa Tuhan itu berkuasa dan akan mendatangkan sejahtera. Karena itu, bersyukur bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan, tetapi harus dinyatakan dengan tulus dan jujur serta mau mengakui semua yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan.
Habakuk sebagai seorang nabi Allah telah memberitakan tentang nubuatan atas orang-orang Kasdim, bahwa Tuhan sendiri akan membalas apa yang mereka Iakukan terhadap Umat Israel. Kini di bagian penghujung tulisannya ini, Habakuk memberitakan situasi yang sedang dihadapinya, sekaligus menyatakan pengakuannya atas semua yang dihadapi dengan sebuah ungkapan syukur atas tindakan Tuhan. Bagi Penulis, apa yang sedang dan akan dihadapinya -sekalipun membawanya pada situasi yang tidak nyaman – ia tetap bersukacita. Bersukacita karena Allah adalah penyelamat dan sumber pengharapannya.
Minggu Prapaskah merupakan peristiwa yang mengingatkan kita semua bahwa sekalipun Yesus harus mati di kayu Salib, namun tetapi kematian-Nya membuka jalan buat kita untuk dapat menikmati pengampunan dan keselamatan dari Allah. Karena itu. selalu mengucap syukur kepada Dia dalam segala hal. Artinya kita bersyukur bukan hanya dalam keadaan senang, tetapi dalam keadaan susah atau berduka sekalipun.
GB. 86 : 2
Doa : (Ya Tuhan, hanya Engkaulah Allah kami yang dahsyat, sekalipun kami dalam pergumulan Engkau tidak pernah meninggalkan kami. Karena itu kami bersukacita kuasa-Mu yang telah menyelamat kami)
MINGGU II PRAPASKAH
Kamis, 7 April 2022
Renungan Malam
KJ. 422 : 1 – Berdoa
BELAJARLAH DARI TANAMAN PADI
Obaja 1 : 1 – 4
Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang dari sana pun Aku akan menurunkan Engkau demikianlah firman TUHAN (ay. 4)Â
Orang tua kita dahulu selalu memberikan nasehat supaya belajar dari tanaman padi, semakin ia berisi (bulir-bulir beras), semakin merunduk. Nasihat dari orangtua dulu mungkin saja untuk konteks sekarang ini masih relevan, sekalipun sudah jarang nasihat seperti ini diungkapkan. Sesungguhnya untuk belajar merendahkan hati bukan sesuatu yang mudah, karena sikap itu dipraktikkan dengan hati yang tulus dan bukan dengan kemunafikan. Semakin kita memiliki sesuatu Iebih dibanding dengan orang lain, bukan berarti bahwa kitalah yang paling terbaik.
Obaja adalah nabi Perjanjian Lama yang hadir pada masa bangsa Israel jatuh dan dibuang ke Babelonia. Dalam pemberitaannya, Obaja menubuatkan tentang bangsa Edom, yang menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Artinya bangsa Edom, menggunakan kesempatan dikala bangsa Israel masuk dalam pembuangan, dengan mengambil sebagian wilayah bangsa Israel. Bukan hanya itu, mereka juga memperlihatkan sikap arogan dan inilah yang menjadi fokus utama dari pemberitaan Obaja. Bangsa Edom merasa kuat, sehingga menganggap diri mereka sebagai yang terbaik. Nubuatan ini sekaligus mengecam sikap arogan bangsa Edom seperti bacaan kita hari ini (khususnya ayat 3-4).
Minggu Prapaskah mengajarkan kepada kita melalui sikap yang diperlihatkan Yesus sepanjang via dolorosa yang dijalani-Nya. Dia adalah AnakAllah, tetapi Dia mau menjadi sama dengan kita manusia bahkan merendahkan diri sampai mati di kayu salib (band. Filipi 2:1-11). Dia mau menerima mahkota duri, sebagai bentuk penghinaan yang dilakukan oleh orang banyak pada waktu itu. Tetapi akhir perjalanan Yesus kita semua mengetahui, Dia adalah Raja yang berkuasa. Marilah kita ikuti teladan Yesus, tetaplah rendah hati karena itulah yang dikehendaki Allah kepada kita semua.
KJ. 422 : 3Â
Doa : (Ya Tuhan, ajarkan kami untuk tetap belajar rendah hati sama seperti yang Engkau nyatakan melalui kematian-Mu di kayu Salib)
