MINGGU ADVEN I
Sabtu, 5 Desember 2020

Renungan Pagi

KJ. 388 : 1, 2 – Berdoa

PEMIMPIN UNTUK SEMUA BANGSA

Matius 10 : 5 – 8

Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa Iain (ay. 5b)

Teks ini hendaknya tidak dibaca dalam semangat fanatisme sempit, seolah Yesus hanya mematok pelayanan pada umat atau bangsa khusus. Gelora fanatisme atau perilaku menolak keberadaan orang lain, komunitas maupun kepercayaan yang berbeda, adalah sikap berbahaya bagi prinsip keutuhan ciptaan-Nya. Pernyataan Yesus perlu dipahami dari dimulainya sebuah gerakan misi penyelamatan dengan menetapkan titik sentral atau dimulainya pelayanan.
 
Teks ini perlu dibaca dalam kesadaran, bahwa Bangsa Israel adalah orang-orang yang perlu diselamatkan. Mereka berada dalam pusat penyembahan Allah. Karena itu, para murid (rasul), ditetapkan memulai pekerjaan menuai panenan yang berada di sekitar kehidupan para murid. Benarkah teks tersebut perlu dibaca, dipahami dalam terang penjelasan di atas? Ya, sangat jelas. Sebab, kalau kita membaca teks di akhir injil Matius (Psl 28), Yesus memandang penting memberikan tugas yang diperluas, yakni memuridkan semua bangsa. Jadi teks ini hendak mengajar kepada kita, bahwa medan pelayanan itu bersifat “terpusat dan menyebar”.
 
Allah, melalui Yesus Kristus dan Roh Kudus telah menyatakan sebuah misi pelayanan yang memungkinkan kita menjangkau yang terdekat dan terjauh, sehingga kemurahan Allah berlaku bagi semua kehidupan. Tugas kita adalah melaksanakannya, bukan mempertanyakan tentang hak-hak mereka yang belum mengenal Allah di dalam Yesus Kristus. Setidaknya, besarnya kasih-Nya merupakan penjelasan terbaik dalam memahami kasih-Nya bagi semuamanusia.
 
Apa yang ada pada kita sebagai hasil pemberian-Nya adalah semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyatakan kasih-Nya. Mereka adalah sesama yang sedang menunggu kehadiran seseorang yang diutus-Nya. Saudara dan saya adalah salah satu yang sedang ditunggu oleh sesama kita. Allah senantiasa menyiapkan seseorang yang membutuhkan pelayanan kita.

KJ. 388 : 3

Doa : (Terimakasih untuk semua yang Engkau berikan dengan cuma-cuma. Tolong ajarilah kami untuk meneruskan bagi mereka yang membutuhkan pelayanan secara cuma-cuma juga)

MINGGU ADVEN I
Sabtu, 5 Desember 2020

Renungan Malam

KJ. 84 : 1 – Berdoa

KERENDAHAN HATI PEMIMPIN PELAYAN

Matius 11 : 2 – 11

Sesungguhnya…tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya (ay. 11)

Dalam pandangan Yesus, Yohanes adalah pribadi yang keberadaan dirinya tidak dapat dilebihi semua anak yang dilahirkan dari seorang perempuan. Siapapun orangnya yang hidup dalam dunia ini, kebesarannya adalah yang paling terkecil di kerajaan Allah.
 
Penekanan pada ayat 11 membawa ingatan kita pada apa yang tertulis dalam I Kor 1:26, yang terkait nilai dari hikmat manusia dan hikmat Allah. Apa yang terbesar dari diri manusia tidak pernah dapat melampaui apa yang terlemah dari diri Allah. Inilah sebuah penegasan yang perlu disadari oleh setiap pemimpin-pelayan, bahwa kita sedang melayani keberadaan Allah yang besar.
 
Yohanes hanyalah sebagai pendahulu yang mempersiapkan segalanya bagi kedatangan Kristus. Pekerjaannya sebatas pelayan yang membaptis, memeteraikan tanda kepemilikan iman kepada Allah. Sedangkan, yang melintas di jalan yang dipersiapkannya adalah Allah, yang akan menyatakan kuasa-Nya melalui perbuatan yang tidak dapat dilakukan Yohanes. Yohanes hanya dapat memercikkan air, namun Yesus yang adalah Allah yang sanggup mencurahkan kuasa-Nya. Setiap mereka yang memeroleh percikan kuasa-Nya, mendapat penglihatan, kemampuan berjalan dan mendengar lagi, menerima kehidupannya kembali (Mat 11:5).
 
Apakah Yohanes kecewa? Tentu tidak. Mata hati dan pikirannya hanya tertuju pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab. Tidak ada “agenda ke dua” dalam pelayanan. Hanya ada agenda tunggal. Setiap pelayan yang memiliki agenda kedua dalam pelayananadalah “pengambil” bukan “pemberi”. Sesungguhnya saya ingin mengatakan bahwa ia sama seperti “pencuri”. Namun demikian saya tidak sampai hati. Ups..„ternyata saya tetap mengatakannya. Ya, begitulah kenyataannya, Setelah berjumpa dengan “Kristusnya”, sang pelayan mengisi tempat di belakang dan namanya hanya jelas terdengar di sorga, dan bukan di dunia, di gereja, di antara pembicaraan seputar pelayanan. Padahal Yesus adalah pokok pembicaraan kita, di manapun dan kapanpun.

KJ. 84 : 2, 3

Doa : (Ya Tuhan, tolong ajari kami, para pelayan-Mu untuk melaksanakan misi-Mu dan bukan mewujudkan kepentingan diri sendiri)

Scroll to Top