MINGGU I PRAPASKAH
Rabu, 31 Maret 2021
HARI DOA GPIB

Renungan Pagi

KJ. 159 : 1 – Berdoa

RUMAH SEBAGAI RUANG PERAYAAN

Matius 26 : 17 – 29

… di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid murid-Ku (ay. 18b)

Di setiap rumah selalu tersedia ruang yang cukup untuk merayakan kebersamaan dengan Tuhan. Rumah tidak sekadar ruang perjumpaan, namun di rumah jugalah sebuah kegembiraan hendak diwujudkan. Gembira karena kehadiran-Nya memberi arti pengenalan akan diri sendiri berujung pada pengakuan betapa rapuhnya manusia. ‘Bukan aku ya Tuhan?’ (ay.22) menjadi pernyataan yang kuat bahwa ‘bukan aku’ adalah jawaban untuk menyangkal kelemahan diri. Di sinilah sikap egois menemukan bentuknya yang dapat me rusak relasi, sebab bukan aku berarti orang lain. Perayaan Paskah yang menjadi perayaan sukacita dapat ternoda oleh pernyataan bukan aku dan rumah sebagai ruang perayaan menjadi ruang penyangkalan. Kisah perjamuan malam di rumah adalah kisah di mana Yesus menunjukkan betapa bernilainya perayaan Paskah, sebab perjamuan malam yang berujung Paskah adalah kegembiraan bersama seisi rumah. Peringatan Yesus menunjukkan bahwa kegembiraan dapat berubah ketika pengkhianatan terjadi, ketika penyangkal an terwujud.

Firman Tuhan ini mau mengingatkan kita bahwa di rumahlah sebuah persekutuan menjadi bermakna. Di rumahlah sebuah kegembiraan dapat terwujud apa adanya tanpa polesan dan topeng. Semua berawal dari sikap sedia melihat keterbatasan diri dan sedia untuk tidak menyangkal kelemahan diri. Perjamuan malam di rumah memperlihatkan dengan gamblang bahwa kehidupan kita tidak diabaikan oleh-Nya. Tuhan senantiasa mau hadir di rumah kita dan kitalah yang patut menyambut kehadiran-Nya dengan sukacita.

Hari ini kepada kita dikemukakan bahwa rumah adalah ruang perayaan yang ketika hal ini diabaikan, maka rumah kehilangan sukacitanya. Setiap anggota keluarga perlu memahami bahwa dalam keterbatasan kita, selalu ada ruang pemulihan yag dilakukan Tuhan. Perjamuan malam adalah perjamuan di rumah dan sungguh amat menggembirakan, sebab Tuhan mau hadir di rumah kita. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya ru mah kita menjadi rumah berpengharapan.

KJ. 159 : 2

Doa : (Tuhan, tolonglah kami untuk selalu mensyukuri kesediaan-Mu untuk hadir di rumah kami)

MINGGU I PRAPASKAH
Rabu, 31 Maret 2021
HARI DOA GPIB

Renungan Malam

KJ. 260 : 1 – Berdoa

DOA BUKAN SAJA KATA, TETAPI JUGA KESEDIAAN

Matius 26 : 36 – 46

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan : roh memang penurut, tetapi daging lemah (ay. 41)

Bagi orang percaya berdoa itu amat penting, sebab di dalam doa terungkap segala permohonan kepada Tuhan. Berdoa bukanlah sekadar luapan kata-kata, tetapi di dalamnya terkandung kesediaan mematuhi kehendak-Nya, sehingga doa bukanlah sarana mengatur kehendak-Nya. Ketika suasana kebencian begitu kuat dan aroma mematikan terasa hebat, maka doa bukanlah pelarian untuk mendapatkan keteduhan, tetapi menjadi bukti ketaatan. John Bunyan mengemukakan bahwa dalam doa tidak satu pun yang utama, selain Allah. Sebab itu doa Yesus di taman Getsemani semakin menegaskan bahwa kehendak Bapa Iebih utama. Dalam pergumulan ini, Yesus tidak mengendurkan ketaatan-Nya, sekalipun kuasa kebencian demikian hebat dan semakin mendekat (ay.46). Setiap ucapan-Nya yang berulang menunjukkan dahsyatnya kuasa kejahatan itu.

Pembacaan hari ini menujukkan bahwa doa yang dipanjatkan harus disertai kesediaan untuk menjalani setiap peristiwa. Doa bukanlah alat untuk memenuhi segala keinginan, tetapi sebagai kesediaan untuk tetap taat menjalani hidup. Di sinilah perlunya berjaga-jaga, sebab dalam tindakan berjaga-jaga, seseorang semakin memahami ke dalam makna sebuah doa.

Di hari doa GPIB ini setiap warga jemaat diundang memasuki lorong perjuangan, sebab doa tanpa perjuangan adalah sia-sia dan perjuangan tanpa doa kehampaan. Artinya, setiap kali kita berdoa, setiap kali pula kita diingatkan untuk selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. ltulah kesediaan untuk menempatkan Tuhan sebagai pusat doa. Pergumulan dan tantangan bisa saja hadir dengan kuasa yang demikian hebat, namun dalam kesediaan untuk berjaga-jaga memungkinkan kita semua tidak terkulai. Sebaliknya, dalam kesediaan berjaga-jaga tampaklah yang utama dalam doa kita ialah Tuhan memberi kekuatan untuk terus melangkah dalam kepastian. Jangan Ielah berdoa dan lalai berjaga-jaga, sebab dalam kedua hal itulah terletak kekuatan menjalani kehidupan. Maju terus bersama Tuhan Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya setiap doa kita tidak pernah siasua.

KJ. 260 : 2,3

Doa : (Tuhan, berilah kami pengertian untuk selalu teguh dalam doa dan kesediaan berjaga-jaga)

Scroll to Top