MINGGU IV SESUDAH PASKAH
Jumat, 30 April 2021

Renungan Pagi

KJ. 406 : 1 – Berdoa

MENGHADAPI “RAKSASA”

2 Raja-Raja 19 : 1 – 13

Beginilah firman TUHAN: Janganlah engkau takut terhadap perkataan yang kaudengar yang telah diucapkan oleh budak-budak raja Asyur untuk menghujat Aku (ay. 6)

Sebuah film layar lebar bernuansa rohani yang berjudul “Facing The Giants” (menghadapi sang raksasa) mengisahkan tentang sebuah tim olahraga rugby. Tim ini selama dilatih oleh Grant Taylor, belum pernah memenangkan pertandingan selama enam tahun. Hal ini membuat mental tim dan pelatih menjadi terpuruk. Keadaan semakin berat tatkala pemain andalan mereka justru berpindah ke tim lawan. Suatu ketika, Taylor menyadari bahwa ada seorang lelaki tua yang tiap hari berdoa di loker sekolah. Dari situ ia tersadarkan bahwa ada Tuhan yang penuh kuasa. Semangatnya bangkit kembali. Semangat itulah yang kemudian ia teruskan kepada timnya sampai akhirnya mereka memenangkan turnamen.

Hizkia, kini menghadapi tantangan besar. Asyur menyerang Yehuda dan merebut kota-kota berkubu, hanya menyisakan Yerusalem. Raja Asyur, Sanherib, menebarkan teror untuk menimbulkan rasa takut terhadap kalangan istana, tetapi dengan sengaja mereka juga menggunakan bahasa Yehuda agar didengar oleh rakyat. Asyur juga mencela Tuhan karena belum ada ilah bangsa manapun yang sanggup kalahkan Asyur. Tujuan teror ini adalah agar Yehuda meninggalkan Tuhan dan tunduk sepenuhnya pada Asyur. Di tengah kondisi terpuruk, Hizkia pergi ke rumah Tuhan. Ia juga menyuruh utusan kepada nabi Yesaya untuk meminta petunjuk. Yesaya memberi pesan firman Tuhan bagi mereka agar jangan takut terhadap Asyur.

Apa “raksasa” yang sedang kita hadapi? Pandemi? Resesi? Ketidakpastian hari depan? Ingatlah bahwa Tuhan tidak membiarkan anak-anak-Nya terpuruk. Mari carilah Tuhan dan mohonlah hikmat-Nya menuntun. “Raksasa” kehidupan mungkin terlihat menakutkan, tetapi kuasa Tuhan melampaui segala keterbatasan. Dalam khidmat dan hormat yang terpusat kepada-Nya biarkan sanubari kita menerima peneguhan dan penguatan: “Bangkit dan janganlah takut!”.

KJ. 406 : 2

Doa : (Ya Tuhan, kami percaya kuasa-Mu jauh lebih besar mengatasi segala perkara. Kami berserah dan mengandalkan Engkau dalam perjalanan kehidupan ini)

MINGGU IV SESUDAH PASKAH
Jumat, 30 April 2021

Renungan Malam

KJ. 417 : 1 – Berdoa

SPIRITUALITAS DOA HIZKIA

2 Raja-Raja 19 : 14 – 19

… ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya TUHAN.” (ay. 19)

Tatkala kita sedang terdesak, apa yang akan kita lakukan? Berdoa? Jika kita berdoa, apa isi doa yang kita sampaikan kepada Tuhan? Siapa yang kita tinggikan dalam doa tersebut? Berdoa merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan spiritualitas. Tentunya sikap dan isi doa juga sangat erat kaitannya dengan aspek spiritualitas dalam diri manusia. Doa, dari perspektif spiritualitas, bukanlah tempat pelarian, bukanlah wadah untuk memaksa Tuhan, bukan pula sarana untuk pengagungan diri. Sebaliknya, doa merupakan “jembatan” relasi kita dengan Tuhan, yang di dalamnya manusia membangun pengenalan dan kedekatan dengan Tuhan dan sarana di mana hanya Tuhan yang kita agungkan.

Ketika tekanan Asyur kembali datang, Hizkia segera pergi ke rumah Tuhan. Dalam doanya di tengah-tengah tekanan yang menghimpit, Hizkia tetap pertama-tama meninggikan Tuhan, sebagai yang bertakhta di atas kerubim, Allah segala kerajaan dan Pencipta semesta. Dalam permohonannya kepada Tuhan, ia mengimani bahwa Tuhan, adalah Allah yang hidup, Allah yang sanggup menolong mereka dari Asyur, yang berbeda dengan ilah mati bangsa bangsa lain. Dalam spiritualitas doanya, Hizkia mengimani bahwa kelepasan dari Asyur bukan supaya Hizkia dan Yerusalem/Yehuda yang dipuja-puji tetapi supaya segala kerajaan di bumi mengetahui siapa Allah itu.

Melalui spiritualitas doa Hizkia kita belajar bahwa semencekam apapun situasi yang kita hadapi, tetap ada sang Immanuel, Tuhan yang setia menyertai dan memberikan kekuatan dan pertolongan. Kita juga diingatkan bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang selalu kita andalkan. Hanya Dia sumber kehidupan kita. Dengan demikian kita selalu diingatkan bahwa hanya Tuhan sajalah satu satunya yang kita agungkan dalam doa, puji-pujian dan seluruh langkah kehidupan kita.

KJ. 417 : 2

Doa : (Ya Tuhan, ajarkanlah kami untuk selalu mengandalkan Engkau dalam kehidupan kami karena Engkaulah sumber kehidupan dan pertolongan kami)

Scroll to Top