MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA
Kamis, 29 Juli 2021

Renungan Pagi

GB. 336 : 1,2 – Berdoa

MENYAYANGI SESAMA CIPTAAN

Ulangan 22 : 6 – 8

maka janganlah engkau mengambil induk itu bersama-sama dengan anak-anaknya (ay. 6b)

Kekuatan untuk menguasai sesuatu pada umumnya telah membuat manusia merasa berkuasa atas makhluk ciptaan lainnya. Kekuatan untuk menguasai juga dapat membuat manusia menjadi serakah. Atas kedua dasar tersebut, tindakan mengeks-ploitasi alam yang tanpa perhitungan dan tidak memperhatikan kelangsungan hidup makhluk ciptaan lainnya, telah menyebabkan populasinya menjadi semakin langka. Perburuan satwa, baik di laut, udara maupun di daratan, telah membuat makhluk ciptaan lainnya hidup dalam ketakutan, berlari menjauh dari kejaran dan tangkapan manusia. Hal itu menjadi faktor utama yang menyebabkan keseim-bangan alam menjadi rusak.

Kita patut bersyukur, oleh karena masih begitu banyak terdapat kearifan lokal masyarakat setempat di berbagai negara termasuk di Indonesia, yang dapat menjadi penghadang utama bagi usaha manusia kebanyakan dalam mengeksploitasi alam. Kearifan lokal tersebut, mensyaratkan, agar masyarakat lokal maupun pendatang untuk memakai serta mempergunakan sumber daya yang ada di alam, yaitu tumbuhan dan pepohon serta satwa, terbatas hanya untuk menjadi pelengkap kehidupan sehari-hari.

Allah juga mengajarkan kepada kita semua, untuk mau menya-yangi sesama makhluk ciptaan-Nya. Jangan bertindak dengan meng-habiskan ciptaan lain sampai ke akar-akarnya. Ambil dan pakailah itu sebatas yang kita butuhkan, serta sesuai aturan yang berlaku.

Kelangsungan hidup makhluk ciptaan lainnya, kiranya harus men-jadi perhatian bagi kita manusia. Dengan demikian, eksploitasi yang berlebihan dapat segera berkurang. Kita harus mengupayakan pola-pola yang lebih ‘ramah’ lingkungan dan meningkatkan populasi serta keberadaan dari semua makhluk ciptaan. Misalnya: pola budidaya dan pembibitan untuk semua makhluk ciptaan lainnya.

Mari memperhatikan dan memelihara serta menyayangi sesama makhluk ciptaan. Dengan demikian keberadaan mereka pun dapat dilihat dan dinikmati oleh semua generasi ke generasi di sepanjang masa.

GB. 336 : 3,4

Doa : (Tolong ajarilah kami, ya Tuhan, menyayangi ciptaan-Mu dan belajar mencukupkan diri sesuai dengan kebutuhan sehari-hari)

MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA
Kamis, 29 Juli 2021

Renungan Malam

GB. 333 : 1,2 – Berdoa

PERTAHANKANLAH KEASLIAN TANAMAN

Ulangan 22 : 9

Janganlah kau taburi kebun anggurmu dengan dua jenis benih (ay. 9a)

Allah adalah pemilik dari seluruh tanah di bumi ini. Tanah memiliki sifat yang terbatas dan tidak dapat bertambah luasnya oleh segala daya upaya yang dilakukan oleh manusia. Allah memberikan tanah kepada manusia untuk dikelola dengan baik dan secara bertanggung jawab. Oleh karena itu, jika tanah mengalami kerusakan, maka sudah pasti, segala bahaya dan bencana akan muncul menyerang kehidupan manusia itu sendiri.

Bertani atau bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pangan yang diperlukan manusia memang sudah seharusnya direncanakan dan dilakukan. Namun demikian, hal itu harus direncanakan dan dikerjakan berdasarkan kebutuhan dan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Manusia juga harus melepaskan sifat ketamakan dalam dirinya, demi mendapatkan berbagai hasil pangan secara bersamaan dalam jumlah yang begitu besar, tanpa memperhatikan ketahanan dan kelangsungan serta kesejahteraan tanah.

Tanah perlu diperlakukan dengan baik dan tidak secara terus menerus ‘dipaksa’ dan dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Harus ada waktu bagi tanah untuk beristirahat, guna memulihkan ketahanan dan kekuatannya. Dengan begitu, tanah akan tetap menjadi subur dan berguna bagi kehidupan manusia.

Menabur dua jenis benih yang berbeda di dalam satu lahan, akan membuat kekuatan dan ketahanan tanah menjadi lemah, serta merusak kesuburan tanah itu. Dua jenis benih yang ditabur dalam satu lahan akan saling menyerap dan sangat memengaruhi pertumbuhan yang satu dengan yang lain. Saling menyerap inilah yang akan memengaruhi kualitas dan sifat asli dari masing-masing tanaman. Jika hal ini dilakukan, maka tanaman asli yang merupakan ciptaan Allah akan cepat musnah, lalu digantikan dengan jenis tumbuhan yang telah berubah dari aslinya. Jika tanah sudah tidak subur, maka manusia hanya tinggal menghitung hari untuk menerima datangnya berbagai bahaya dan bencana. Jadi, marilah kita menjaga keaslian tanaman dan kesuburan tanah yang dianugerahkan Allah.

GB. 333 : 3

Doa : (Tolong mampukanlah kami, ya Tuhan, untuk dapat menjaga alam ciptaan-Mu, sehingga memperoleh hasil yang baik)

Scroll to Top