MINGGU SESUDAH PENTAKOSTA
Kamis, 27 Mei 2021
Renungan Pagi
KJ. 228 : 1,2 – Berdoa
ALLAH MEMULIHKAN
Kisah Para Rasul 3 : 21 – 26
Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu (ay. 21a)
Pemulihan adalah mengembalikan serta memperbaiki suatu keadaan yang hancur dan kacau. Dipulihkan berarti semua yang mengalami kondisi derita, sakit, gagal, hancur atau pun rusak, dikembalikan pada kondisi semula dan diperbaiki dari berbagai kerusakan. Setiap manusia dalam berbagai tingkatan membutuhkan pemulihan dalam hidupnya. Bukan saja dipulihkan dari kondisi berat yang dihadapinya, namun juga dalam batin dan jiwanya. Pemulihan dari Allah terjadi secara menyeluruh, menembus semua aspek kehidupan.
Pemulihan dalam bahasa Yunani yaitu “apokatastasis”, yang menggambarkan restorasi ke kondisi semula. Petrus menggunakan kata ini untuk menggambarkan kehadiran Yesus sebagai pengge-napan rencana Allah memulihkan dunia yang telah rusak akibat dosa. Dalam pengajarannya di Bait Allah, Petrus menerangkan diri Yesus sebagai nabi yang dijanjikan sejak masa Musa untuk menebus serta menyelamatkan manusia berdosa. Allah sendiri yang berinisiatif merestorasi kehidupan semesta melalui Yesus Kristus, agar manusia dan seluruh ciptaan dipulihkan dari belenggu kuasa dosa. Pemulihan menandakan rekonsiliasi universal antara Allah dan seluruh ciptaan-Nya.
Berita pemulihan ini adalah kabar sukacita bagi dunia. Karya kese-lamatan di dalam Yesus Kristus terus berlanjut hingga penggenapan-nya di akhir kehidupan. Pemulihan Allah atas kehidupan semesta adalah penggenapan kuasa-Nya di bumi seperti di sorga. Sebagai orang-orang yang dipulihkan di dalam Kristus, kita menerima tuntunan Roh Kudus sehingga kehidupan kita senantiasa dibarui di dalam Dia. Roh Allah yang kudus memulihkan pikiran, hati, dan jiwa kita sehingga relasi kita dengan Tuhan juga sesama dibarui dari waktu ke waktu. Allah Tritunggal memampukan kita menata kehi-dupan pribadi, keluarga, lingkungan dan sesama seturut kebenaran Firman-Nya. Allah Tritunggal yang memulihkan kita menambahkan keberanian untuk bangkit dari keterpurukan dan menghasilkan karya-karya yang menda-tangkan berkat bagi kehidupan. Allah Tritunggal yang memulihkan semesta ciptaan-Nya menuntun kita pada kehi-dupan. Selamat berpulih!
KJ. 228 : 3,4,5
Doa : (Ya Roh Kudus, kami bersyukur atas berkat pemulihan dalam Kristus)
MINGGU SESUDAH PENTAKOSTA
Kamis, 27 Mei 2021
Renungan Malam
KJ. 229a : 1,2,3 – Berdoa
JANGAN EGOIS
Kisah Para Rasul 4 : 1 – 4
Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam (ay. 3)
Hidup yang rukun dan damai hanya dapat tercipta bila setiap orang memiliki kerendahan hati dan sungguh-sungguh mengupayakan relasi karib penuh hormat serta bertanggung jawab. Kesulitannya adalah selalu saja ada orang yang berorientasi pada diri dan kepentingannya sendiri. Orang egois ini sekalipun menyaksikan kesusahan dan derita sesamanya, selalu mengupa yakan keuntungan bagi diri sendiri. Di awal-awal pandemi misalnya, di saat kebutuhan masker sedang tinggi, sengaja menimbun masker agar bisa menda patkan keuntungan melalui penjualan masker dengan harga tinggi. Saat ini ketika semua negara sedang mengupayakan vaksin bagi warganya, ada juga upaya negara-negara kuat memborong ketersediaan vaksin. WHO bahkan memberi peringatan agar mempedulikan juga negara-negara yang kurang ber untung untuk mendapatkan vaksin.
Egoisme menjadi racun bagi solidaritas hidup bersama. Bahkan lebih mematikan dari virus corona. Egoisme membuat orang berani menghancurkan orang lain untuk mewujudkan keinginannya. Egoisme mematikan nurani dan kasih dalam diri manusia. Orang yang egoistik menjadikan sesama dan ciptaan lainnya sebagai alat kepentingannya. Keegoisan manusia telah menghasilkan perang, perpecahan, iri hati, bahkan pertikaian dalam keluarga juga bangsa bangsa. Kehancuran yang ditimbulkan oleh sifat egois manusia ini bahkan butuh waktu lama untuk pulih. Satu-satunya yang dapat menghancurkan egoisme adalah kesediaan tunduk pada kendali kasih Allah.
Malam ini kita merenungkan keegoisan para petinggi umat Yahudi di masa Petrus dan Yohanes, yang membuat mereka menutup diri dari kebenaran. Kesaksian Petrus dan Yohanes diterima sebagai ancaman bagi stabilitas mereka saat itu, sehingga menggunakan kekerasan untuk membungkam keduanya. Betapa keji orang-orang yang dikuasai oleh keegoisan diri. Mari memohon agar Roh Kudus memurnikan hati, pikiran dan jiwa kita sehingga diliputi kasih Allah semata. Dengan hikmat-Nya, kiranya setiap pribadi dituntun pada kesungguhan mengasihi dan mempedulikan sesama, serta melepaskan diri dari segala keegoisan. Biarlah setiap pribadi dipenuhi Roh Kudus sehingga menerima kebenaran Firman Tuhan dan menerangi kegelapan dunia ini dengan teladan yang membawa kehidupan. Allah Tritunggal merahmati kita.
KJ. 229a : 4,5,6
Doa : (Ya Roh Kudus, tolong kami agar tidak menjadi pribadi yang egois)
