MINGGU IV SESUDAH PASKAH
Senin, 26 April 2021

Renungan Pagi

KJ. 384 : 1 – Berdoa

PEMELIHARAAN ALLAH

2 Raja-Raja 8 : 1 – 6

… Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya. (ay. 1)

Banyak orang tidak mudah untuk keluar dari zona nyaman yang menyekitarinya. Mereka merasa sulit keluar dari kenyamanan karena merasa bahwa itu adalah satu-satunya tujuan dalam hidup. Akibatnya, ketika situasi berubah dengan cepat atau tuntutan tugas mengharuskan seseorang berpindah ke tempat yang lain sulit untuk melepaskan kenyamanan. Tidak sedikit yang memilih untuk menghindar. Satu hal yang kadang luput dari perhatian dalam situasi demikian adalah sebenarnya penyelenggaraan pemeliharaan Allah terus berlangsung terhadap umat-Nya.

Dalam perikop ini dikisahkan Elisa menyampaikan kepada seorang perempuan Sunem agar ia dan keluarganya dapat berpindah ke mana saja ia dapat pergi karena akan terjadi bencana kelaparan selama tujuh tahun di negeri mereka. Tentunya itu bukanlah hal yang mudah. Ia dan keluarga harus meninggalkan keluarga besar dan kerabat. Perempuan tersebut tentu juga harus pergi meninggalkan harta bendanya karena disebutkan ia adalah seorang yang kaya (ps. 4:8). Perginya tidak sebentar, tetapi selama tujuh tahun. Perempuan itu tetap pergi dengan segala konsekuensinya, termasuk persoalan terkait harta miliknya di kemudian hari. Namun pada akhir perikop dikisahkan, ia mendapatkan pertolongan raja terkait dengan hal itu. Betapa pemeliharaan Allah tetap diselenggarakan atasnya.

Berita firman Allah menemani kita dalam memulai kehidupan di pagi ini. Kita diingatkan kembali bahwa pemeliharaan Allah dise-lenggarakan sejak masa lalu dan juga terselenggara atas kehidupan kita di masa kini dan terus sepanjang segala masa. Pemeliharaan Allah terjadi atas diri kita dan keluarga bukan terutama untuk kenyamanan diri. Terkadang kita justru harus melepaskannya dan berdamai dengan keadaan. Pemeliharaan Allah dinyatakan agar kita tetap dikuatkan menjalani kehidupan dan terutama bagi hormat kemuliaan nama-Nya.

KJ. 384 : 2

Doa : (Tuhan kami mengimani bahwa pemeliharaan-Mu atas kehidupan kami terus Engkau selenggarakan, baik di masa lalu, kini dan selama-lamanya)

MINGGU IV SESUDAH PASKAH
Senin, 26 April 2021

Renungan Malam

KJ. 338 : 1 – Berdoa

HARTA, TAKHTA DAN KUASA TAK SELAMANYA

2 Raja-Raja 9 : 1 – 13

Dan segenap keluarga Ahab akan binasa. (ay. 8a)

Tatkala manusia dimabuk kuasa, harta dan takhta, dalam pikirannya hanya satu, yakni bagaimana menikmati dan mempertahankan itu semua untuk selama-lamanya. Segala cara akan dilakukan. Tak peduli sekalipun harus melakukan perbuatan yang paling jahat sekalipun. Tak ambil pusing meski dosa sudah bertumpuk-tumpuk dilakukan. Dikira, bahwa itu semua adalah tujuan hidupnya di dunia. Mereka yang demikian sepertinya lupa, bahwa hidup hanya sementara. Harta tak akan dibawa, kuasa ada batasnya, takhta tak selamanya.

Perikop ini mengisahkan nubuatan nabi Elisa mengenai keturunan Ahab yang akan dibinasakan oleh Tuhan. Ahab adalah seorang raja Israel yang jahat. Yoram, anak Ahab yang kemudian menjadi raja Israel juga melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Kesempatan waktu berkuasa sebagai raja selama belasan tahun tidak Yoram pergunakan dengan baik untuk mengenal Tuhan dan berbalik kepada-Nya. Yoram tetap menikmati semuanya itu. Serupa dengan Ahab, kejahatan juga melekat kuat dalam diri Yoram. Kejahatan dan dosa itu tentunya dapat berdampak luas pada seluruh Israel yang dapat mengikuti perbuatan jahatnya. Itu sebabnya Yoram akan digantikan oleh Yehu yang dipilih dan diurapi Tuhan menggantikan Yoram.

Di malam menjelang istirahat, kita diingatkan kembali, bahwa harta, takhta dan kekuasaan bisa saja membuat orang terlena dan mengira bahwa semuanya itu dapat digenggam selamanya. Akibatnya manusia lupa bahwa ada Tuhan sang Pemilik kehidupan sehingga mereka hidup berkanjang dalam kejahatan dan dosa. Mungkin Tuhan terkesan seolah diam. Namun sebenarnya Ia tidak diam. Ia tetap berdaulat. Oleh karenanya, kesempatan hidup yang Ia anugerahkan semestinya kita pergunakan seluas-luasnya untuk kemuliaan nama-Nya dan menjadi saluran berkat untuk orang di sekitar.

KJ. 338 : 2

Doa : (Tuhan ajarkanlah kami untuk tetap menjaga kehidupan yang Engkau anugerahkan ini menjadi hormat dan kemuliaan nama-Mu dan menjadi berkat untuk orang di sekitar kami)

Scroll to Top