MINGGU III SESUDAH EPIFANI
Selasa, 25 Januari 2022


Renungan Pagi
GB. 284 : 1 – Berdoa
BERSAMA DALAM KOMITMEN
Kejadian 44 : 6 – 13
Lalu mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke kota. (ay. 13)
Ada ungkapan “senasib sepenanggungan”, apa pun yang terjadi dihadapi bersama. Saudara-saudara Yusuf mendapat masalah besar, dituduh mencuri piala perak yang ada di rumah Yusuf. Mereka terancam menerima hukuman, tetapi pelayan Yusuf mengatakan hanya bagi yang kedapatan piala itu, dia harus menjadi budak dan yang lain boleh pulang. Masalah menjadi bertambah berat ketika piala tersebut ditemukan di karung Benyamin. Maka, mereka mengoyakkan jubah mereka karena hal itu tidak hanya berdampak bagi mereka, tapi terlebih bagi Yakub, ayah mereka. Mereka tidak mau membiarkan Benyamin sendiri menghadapi masalah ini, sehingga mereka semua kembali ke kota.
Apa yang terjadi ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Yusuf untuk menguji saudara-saudaranya, apakah mereka akan membiarkan Benyamin sama seperti dahulu saat membiarkan, bahkan tega menjual Yusuf. Ternyata kini mereka telah berubah: tidak lagi egois dan mementingkan diri sendiri, tapi bersama-sama mau menghadapi dan menanggung hukuman bagi Benyamin. Mereka memperlihatkan kesatuan sebagai saudara. lni penting karena nantinya mereka inilah yang menjadi cikal bakal suku-suku Israel. Mereka berpegang teguh pada komitmen dan kesetiaan mereka bukan hanya kepada ayah mereka, tapi juga pada Tuhan, karena mereka telah berjanji untuk melindungi Benyamin.
Seringkali kita juga diuji dalam tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita. Komitmen dan kesetiaan itu menjadi penting, meskipun ada harga yang harus dibayar. Apakah kita juga mau menanggung beban pergumulan orang Iain? Apakah kita bersedia memikul tanggung jawab yang mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan bersama dengan mengorbankan apa yang kita miliki? Kalau kita mau jujur, pandemic covid 19 sedang memperbaiki kehidupan kita. Tuhan sedang mengajar kita untuk lebih peka, peduli dan tidak egois terhadap sesama.
GB. 284 : 2,3
Doa : (Tuhan jadikan kami pribadi yang peduli dan mengasihi sesama terlebih bagi mereka yang lemah)
MINGGU III SESUDAH EPIFANI
Selasa, 25 Januari 2022


Renungan Malam
GB. 107 : 1 – Berdoa
HADAPILAH!
Kejadian 44 : 14 – 17
Sesudah itu berkatalah Yehuda: “Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah telah memperhatikan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah kami baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu. (ay. 16)
Setiap manusia tidak kebal dari masalah. Oleh karena itu, masalah akan selalu ada, tapi yang penting bagaimana kita menyikapi dan menghadapinya. Banyak orang tidak berani menghadapi masalah. Mereka lari dari masalah, bahkan menghindar. Banyak faktor yang membuat seseorang tidak berani menghadapi masalah, mungkin karena takut atau overthinking atau tidak memiliki support system, dsb.
Berbeda dengan saudara-saudara Yusuf, mereka kompak dan berani menghadapi masalah meski ada harga yang harus dibayar. Ketika mereka kembali menghadap Yusuf, Yusuf menyerang dengan tuduhan-tuduhan yang sebenarnya tidak benar, dengan membuat semacam sandiwara di depan saudara-saudaranya. Sebaliknya, saudara-saudaranya langsung sujud di hadapan Yusuf dan tidak berdebat untuk membela diri. Diwakili oleh Yehuda, mereka menerima semua tuduhan Yusuf dan menyerahkan perkara tersebut kepada Allah. Bukan hanya Benyamin, tapi mereka semua bersedia menerima hukuman yaitu dijadikan budak bagi Yusuf. Suatu sikap yang patut dihargai yakni kerendahan hati saudara-saudara Yusuf. Mereka juga melibatkan Allah dalam masalah yang dihadapi dan siap menerima konsekuensinya.
Ketika kita memiliki masalah, jangan pernah merasa sendirian, karena semua orang punya masalah. Hadapilah! Jangan pikir dulu hasilnya, tapi jalani prosesnya dan yang terpenting kita percaya Tuhan ada di sana (“di tengah-tengah masalah kita”) untuk menolong dan memberkati kita. Pandemi covid 19 masih menjadi masalah kita. Kita harus menghadapinya. Dengan hikmat dan pertolongan Tuhan kita melakukan prokes secara bertanggungjawab. Jangan mudah percaya hoax, kita harus meneliti kebenaran setiap berita. Percayalah, dengan pertolongan Tuhan kita mampu menghadapi setiap masalah.
GB. 107 : 2,3
Doa : (Ya Tuhan, biarlah dengan hikmat dan pertolongan-Mu kami menjadi pribadi yang berani menghadapi masalah)