MINGGU XXVI SESUDAH PENTAKOSTA
Selasa, 23 November 2021
Renungan Pagi
KJ. 252 : 1,2 – Berdoa
BUKAN SUNAT, TETAPI KASIH KARUNIA
Kisah Para Rasul 15 : 1 – 5
Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu (ay. 2)
Solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah di jemaat ialah mencari kehendak Allah dalam firman dan Roh, bukan mencari jalan keluar di luar
persekutuan gereja.
Jemaat Antiokhia sebagai basis pekabaran Injil di luar Yerusalem tidak tenang ketika orang-orang percaya dari kalangan orang Yahudi datang dari Yerusalem. Mereka mempersoalkan baptisan kepada bangsa-bangsa lain. Menurut mereka, sunat adalah syarat seseorang menerima keselamatan dari Allah. Sebaliknya, Paulus dan Barnabas mengimani bahwa keselamatan bukan ditentukan oleh sunat. Seseorang selamat karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus ( lihat 15:11). Oleh karena perselisihan yang hebat maka Jemaat yg bijak dalam Tuhan, mengusulkan pokok perdebatan ajaran ini diselesaikan secara gerejawi oleh pucuk pimpinan gereja yaitu para rasul di Yerusalem.
Ada ungkapan “Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.” ungkapan itu digunakan Paulus dan Barnabas, mereka memilih jalan darat bukan laut ketika ke Yerusalem. Kesempatan itu digunakan untuk mengunjungi serta menyampaikan kabar perkembangan seiman jemaat di luar Yerusalem,
Yudea dan Samaria kepada saudara seiman di Fenesia dan Samaria. Nyatanya ketika mereka bercerita tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah, hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di Fenesia dan Samaria.
Baiklah sekarang dalam gereja kita belajar dari jemaat di Anthiokhia. Masalah pelik apapun dalam jemaat sepatutnya diselesaikan oleh jemaat. Bila tidak ada jalan keluar yang baik maka persoalan di bawa ke aras pemimpin yang lebih tinggi dalam persekutuan gereja. Bukan sebaliknya persoalan jemaat di bawa ke ranah lain di luar gereja. Kiranya, dalam hal bergereja, jemaat lebih senang mendengar pertobatan orang berdosa dari pada persoalan ajaran yang menyimpang dari kasih karunia.
KJ. 252 : 3,4
Doa : (Mohon berilah kami hikmat menata gereja sesuai kehendak-Mu)
MINGGU XXVI SESUDAH PENTAKOSTA
Selasa, 23 November 2021
Renungan Malam
GB. 270 : 1,2 – Berdoa
BICARAKANLAH SECARA INTERNAL
Kisah Para Rasul 15 : 6 – 12
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. (ay. 6)
Tanggal 26 — 31 Oktober yang Ialu Tuhan Sang pemilik gereja telah mengabulkan doa umat-Nya dalam Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Persidangan Sinode GPIB Ke XXI yang berjalan baik telah usai. Kita temui selama dua puluh satu kali persidangan sejak GPIB berdiri, sidang
gerejawi kemarin sungguh berbeda dengan persidangan sebelumnya. Masalahnya pada tempat dan penggunaan teknologi informasi dalam
persidangan. Sekalipun serba terpisah tempat presbiter, namun utusan jemaat menyatukan hati dalam kuasa Roh Kudus telah menghasikan keputusan-
keputusan gerejawi yang baik untuk masa depan pelayanan gereja yang baik.
Bacaan malam ini menuntun kita memahami arti sebuah persidangan gerejawi yang menyita waktu, tenaga dan materi, namun menghasilkan
sukacita besar yaitu manusia beroleh keselamatan di dalam Yesus Kristus. Sidang di Yerusalem telah mengikat manusia dalam Kristus tanpa melihat suku dan bangsa. Sidang yang menuntun manusia menemukan keselamatan bukan melalui perbuatan hukum ritual agama, tetapi oleh kasih karunia Allah dalam diri Yesus. Umat Allah dari keturunan Abraham bersama bangsa-bangsa Iain menerima keselamatan oleh karena pekerjaan Roh Kudus. Baptisan adalah tanda jalan masuk ke dalam persekutuan gereja Kristus. Kemudian keputusan sidang gerejawi yang pertama dalam sejarah gerejawi itu ditulis dan diteruskan kepada jemaat-jemaat di luar Yerusalem (lihat Kis 15:22-31). Dengan demikian, jemaat tahu segala yang Tuhan anugerahkan kepada mereka melalui persidangan gerejawi itu.
Hajatan besar GPIB dalam Persidangan Sinode telah usai. Semua tenaga, pikiran bahkan materi telah kita persembahkan untuk Tuhan dan gereja-Nya.
Mari kita tindak lanjuti keputusan persidangan gereja itu untuk dilaksanakan dalam kata dan perbuatan, agar semua orang beroleh damai sejahtera Allah.
GB. 270 : 3
Doa : (Terpujilah Dikau Tuhan yang menyertai kami melakukan segala keputusan Sidang Gerejawi kemarin)
