MINGGU II SESUDAH EPIFANI
Rabu, 20 Januari 2021
Renungan Pagi
KJ. 417 : 1 – Berdoa
MENEGUHKAN PERCAYA DAN MENGERJAKAN KEBAIKAN
Yohanes 6 : 25 – 29
Jawab Yesus kepada mereka : “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (ay. 29)
Berbagai kegiatan gerejawi berdana akbar berlangsung sukses di saat banyak orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Beberapa dilema untuk menikmati Iiburan, makan enak atau posting kegembiraan di saat banyak orang tidak bisa makan. Beberapa merasa biasa saja dan membebaskan diri dari pikiran yang menganggu. Beberapa mungkin berpikir, “Mereka nggak makan, karena malas kerja!”, atau “Mereka tidak lapor RT, jadi tidak dapat BLT!”, dll.. Okay, stop dulu Saudaraku! Orang yang kenyang, masih punya pekerjaan, anak-anak bisa sekolah, kuliah atau bekerja, patut berkata Haleluya! Namun demikian, jangan sampe kita lupa diri, sehingga merasa lebih superior, tidak punya empati, penuh dugaan dan kecurigaan terhadap sesama.
Â
Mereka yang mengikuti Yesus sampai ke Kapernaum tidak semuanya orang miskin, kelaparan, tanpa kerja atau orang malas, karena beberapa hendak mencari kesalahan-Nya. Yesus menggunakan peristiwa memberi makan sebagai media. Pertama, media penyataan identitas-Nya di hadapan orang yang tidak berdaya dan mengharapkan kedatangan Mesias. Kedua, media edukatif tentang pemeliharaan Allah bagi Israel. Ketiga, media pengutusan, agar para saksi kemuliaan Kristus itu melakukan pekerjaan (bermisi) yang dikehendaki Allah (ay. 26-27). Penulis Injil Yohanes dengan serius menekankan konsep “percaya dan kerja” dalam seluruh tulisannya. la menggunakan kata kerja “untuk percaya” (pisteuein), bukan kata benda “percaya” (pistis).
Â
Daripada berpikiran negatif, jauh lebih berharga jika para pecinta Kristus rneneguhkan percaya dan mengerjakan kebaikan. Pemeliharaan Allah di hari ini adalah berkat yang mesti kita syukuri. Selain itu sekaligus sebagai pengingat, bahwa ada kehendak Kristus untuk kita kerjakan. Ibu Theresa berkata, “Jangan kuatirkan soal berapa banyak yang kamu bantu. Mulai dengan satu orang, yang terdekat di sekitarmu”.
KJ. 417 : 2
Doa : (Tuhan mohon mampukan kami mengerjakan kebaikan bagi sesama sebagai bukti dari iman percaya kepada-MU)
MINGGU II SESUDAH EPIFANI
Rabu, 20 Januari 2021
Renungan Malam
KJ. 153 : 1 – Berdoa
TANDA CINTA SANG ROTI HIDUP
Yohanes 6 : 30 – 40
Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, la tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (ay. 35)
Janji yang manis biasanya hiasan indah bagi para insan di mabuk asmara. Konon kabarnya, janji yang asli atau palsu susah dipastikan kebenarannya. Karena itu, cara mengukur kepercayaan para pecinta ditandai melalui seberapa sering menelpon, mengirim pesan mesra, mengingat ulang tahun, atau warna favorit pasangan. “Apa bukti cintamu padaku?” Begitulah di era berkasih-kasihan jaman dahulu. Entah sekarang!
Â
Ketika orang Yahudi menanyakan tanda atau bukti apa yang harus dibuat agar percaya kepada Yesus, mereka tidak ngeh atau paham, bahwa Yesus sudah melakukannya (ay. 30, 36). Peristiwa memberi makan adalah simbol ekaristik perjamuan ilahi untuk menegaskan identitas Kristus. Yesus tidak sekadar mengulangi kisah ajaib tentang pemberian makan seperti di jaman nabi Musa dan Elisa (band. Kej. 16; 1 Raj 4:43). Peristiwa makan itu untuk mengungkap tindakan dan pemeliharaan Allah di dalam Kristus, Sang Roti Hidup, melampaui Musa dan Elisa. Proklamasi yang dinyatakan melalui tulisan penginjil Yohanes melalui narasi “Akulah roti hidup” (ay. 35) dilanjutkan hingga “… Kubangkitkan sampai akhir zaman” menegaskan identitas dan otoritas Kristus Yesus atas hidup, kematian, dan kebangkitan (ay. 35-40).
Â
Saudara terkasih, mereka yang meminta tanda dan bukti, termasuk yang selalu menuntut mujizat, justru adalah orang-orang yang tidak percaya, belum mengenal identitas dan kuasa Kristus. Jika sungguh mencintai, percaya, dan mengenal Dia, Saudara akan tahu, bahwa Allah yang memberikan kuasa atas ciptaan kepada Tuhan Yesus telah menjadikan kita sebagai milik Kristus. Saudara sebagai milik-Nya selalu dijagai dan dipelihara, agar tidak hilang. Karena Dia adalah Sang Roti Hidup, maka keyakinan pada Sang Hidup itu memberi kekuatan bagi kita untuk menjalani masa depan yang disediakan-Nya.
KJ. 153 : 2
Doa : (Tuhan Yesus, mohon teguhkan iman kami untuk setia bersekutu dengan-Mu, karena nafas hidup adalah bukti kasih dan pemeliharaan-Mu)
