MINGGU ADVEN IV
Selasa, 21 Desember 2021

Renungan Pagi

KJ. 93 : 1,3 – Berdoa

HADIRNYA HARAPAN SAAT BERGUMUL

Yesaya 11 : 1 – 5

Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah (ay. 1)

Salah satu arti kata “tunggul” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pangkal pohon yang masih tinggal tertanam dalam tanah sehabis ditebang. Sedangkan kata “taruk” menunjuk pada tunas tumbuhan (pohon, rumput). Kedua kata ini dipergunakan dalam bacaan kita untuk menggambarkan situasi umat Yehuda pasca penghukuman TUHAN, akibat kejahatan umat. Apakah yang hendak disampaikan Yesaya melalui penggunaan kata ini? Mari simak bersama.

Nas ini menyampaikan berita penghiburan bagi “sisa umat” setelah mereka mengalami penghukuman TUHAN. Gambaran “tunggul Isai” dan “taruk yang akan tumbuh” pada ayat 1 menyatakan hadirnya sebuah kehidupan baru pasca pergumulan, yang ditandai kehadiran seorang tokoh dari keturunan Isai (ayah Daud). la memiliki sifat mulia. la akan membawa keadilan dan kedamaian dalam semua tindakannya. Ayat 2-3 melukiskan bagaimana Roh TUHAN berkuasa atas diri sang tokoh. Ayat 4-5 menggambarkan tentang tindakan kebenaran dan keadilan yang dikerjakan-Nya. Gambaran kehadiran tokoh adil dan benar ini menurut para ahli pertama kali digenapi dengan kehadiran Yesus Kristus dalam dunia dengan karya-Nya yang membebaskan dan menyelamat-kan manusia dari kutuk dosa dan maut.

Umat TUHAN, saat akan menjalani beragam aktifitas, ingatlah:
1. Kasih TUHAN melandasi semua tindakan-Nya dalam hidup umat-Nya. Jadi, kendatipun TUHAN menjatuhkan hukuman sebagai ganjaran atas kesalahan umat-Nya, namun tetap ada berita penghiburan yang menguatkan umat dalam pergumulan mereka.

2. Gambaran sang Raja Damai nyata dalam diri dan karya Tuhan Yesus. Ini memberi penguatan, bahwa dalam berbagai pergumulan yang dialami, selalu ada harapan, karena Yesus dan kasih-Nya akan hadir dan bertindak bagi kita. Percayalah!

KJ. 93 :4
Doa : (Bapa yang Mahabaik, mohon pimpinlah kami dalam seluruh karya hari ini. Kiranya kami dapat menjadi alat pembawa kasih-Mu)

MINGGU ADVEN IV
Selasa, 21 Desember 2021

Renungan Malam

KJ. 52 : 1 – Berdoa

AKIBAT PENGENALAN AKAN TUHAN

Yesaya 11 : 6 – 10

Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya (ay. 9)

Di awal renungan, ijinkan saya mengajukan pertanyaan, “Apa yang terpikir saat membaca perikop malam ini?” Bagi saya, nubuatan Yesaya ini menggambarkan sebuah situasi yang sangat damai dan tenang. Tidak ada ancaman bahaya apapun, baik binatang maupun manusia dapat hidup berdampingan dengan aman. Bahkan dikatakan tidak ada tindak kejahatan/kebusukan. Benarbenar sebuah gambaran ideal kehidupan di bumi ciptaan TUHAN ini. Lalu, pertanyaanya, “Pelajaran penting apakah yang dapat menjadi refleksi kita?”Mari bersama-sama menyimaknya.

Setelah dalam ayat 1-5 Yesaya menggambarkan kehadiran Sang Raja Damai yang digenapi pertamakali dengan kehadiran Tuhan Yesus dan karya yang dilakukan-Nya, maka pada ayat 6-8 ia melukiskan sebuah situasi sempurna. Baik binatang buas, hewan ternak, hewan melata yang berbahaya, bahkan anak kecil yang merupakan simbol dari ketidakberdayaan, karena belum dapat melindungi diri sendiri, semua dapat hidup berdampingan dengan bebas tanpa ada ancaman bahaya apapun. Tidak berhenti sampai di situ. Pada ayat 9 digambarkan, bahwa tidak ada tindak kejahatan terjadi. Puncaknya pada ayat 10, sang Raja Damai akan dicari oleh bangsa-bangsa dan Dia akan dimuliakan.

Apa yang menjadi kunci tidak adanya kejahatan?” Jawabannya ada pada ayat 9 “…sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN”. Apa maksud pengenalan akan TUHAN? Yaitu sikap menghormati TUHAN dan menjalankan apa yang menjadi kehendak-Nya!

Dalam kesempatan berrefleksi pada malam ini, ada sebuah pertanyaan reflektif. “Sudahkah hidup, kerja dan karya hari ini dijalani dengan sikap takut akan TUHAN dan dalam kesetiaan melakukan kehendak-Nya? Kiranya refleksi ini menjadi dorongan, agar dalam kerja esok hari, pengenalan akan TUHAN menjadi landasan aktifitas kita.

KJ. 52 : 3

Doa : (Bapa, terimakasih untuk refleksi malam ini. Mohon ampunilah jika hidupku hari ini belum dapat berjalan sesuai kehendak-Mu. Tolonglah, agar karyaku esok hari berjalan sesuai kehendak TUHAN)

Scroll to Top