MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA
Rabu, 2 September 2020

Renungan Pagi

KJ. 461 : 1 – Berdoa

ALAM ADALAH BUKTI CINTA

Kidung Agung 2 : 8 – 14

“Kekasihku serupa kijang atau anak rusa…” (ay. 9a)

Bagaimana kita mengumpamakan seseorang yang sangat kita cinta? Ada yang mengumpamakan kekasihnya bagaikan bulan di waktu malam atau bintang berkelap kelip di langit gelap. Tidak ketinggalan benda-benda di sekitar pun terkadang digunakan sebagai alat untuk mengumpamakan dan mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangannya. Misalnya, seperti lilin, cincin, buku, foto dan lain sebagainya. Semua itu ingin menunjukkan bahwa kekasihnya adalah seorang yang penting baginya; selalu dicari, menarik hati dan ingin bersama.
 
Dalam bacaan pagi hari ini, kita merasakan ungkapan cinta menggunakan berbagai unsur yang ditemui di alam; hewan, musim, ladang, bunyi, tanaman dan buah, gunung dan batu. Penulis dengan sungguh-sungguh menikmati perasaan cintanya bersama dengan alam yang menjadi bagian kehidupannya setiap hari. Apa yang menopang kehidupan, menjadi kawan, dan menghiasi pandangannya, itulah yang ditulis sebagai ungkapan cinta. la mengalami kehadiran sang kekasih seperti kehadiran seluruh alam yang mengisi hidupnya. Ungkapan cinta menjadi nyata dalam realitas kehidupan sang penyinta.
 
Untuk memahami cinta seseorang perlu memerhatikan dan menyadari kehidupannya sebagai bagian dari alam di sekitarnya. Kepribadian dan hidupnya ikut dibentuk, ditempa dan ditopang serta didukung oleh alam. Mengapa demikian? Sebab TUHAN Allah-lah yang menciptakan alam dan isinya termasuk manusia, dan la menciptakan karena cinta kasih-Nya (Mzm. 136:5-9). Dunia dan segala isinya adalah bukti cinta kasih Allah. Oleh sebab itu, mulailah mengasihi alam ciptaan TIJHAN dengan cara memelihara dan merawat apa yang ada di sekitar kita, termasuk sesama manusia sebagai bagian dari ciptaan yang mesti kita kasihi. Supaya kita dapat belajar memahami arti cinta kasih TUHAN Allah yang menghadirkan kita dan orang yang kita kasihi untuk mengalami cinta kasih-Nya yang melimpah di dalam alam.

KJ. 461 : 2

Doa : (Tuhan Yesus, curahkan Roh Kudus-Mu agar kami mampu mengungkapkan dan merayakan cinta sejati bersama alam ciptaanMu)

MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA
Rabu, 2 September 2020

Renungan Malam

KJ. 427 : 1 – Berdoa

MENCINTAI DENGAN TULUS

Kidung Agung 2 : 16 – 17

“Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, kembalilah, kekasihku..” (ay. 17a)

Cinta kasih dalam Kidung Agung 2 : 16-17 bukanlah cinta yang “bertepuk sebelah tangan,” atau hanya satu arah. Cinta sejati antara pasangan kekasih yang menyinta dengan tulus selalu saling berbalas; sama-sama saling mengakui dan saling mengungkapkan cintanya terhadap pasangannya dalam setiap situasi. Ketika mereka terpisah dan berjauhan, tidak hilang dan lenyap cinta kasihnya. Sebaliknya, tetap terjaga, hidup dan tumbuh mekar di tengah berbagai tantangan, seperti bunga lily (bunga bakung) yang hidup di lembah dan di antara duri-duri. Cinta kasih seperti itu disebut cinta kasih yang tulus karena perbuatan mereka sesuai dengan perkataan cinta kasih yang mereka ucapkan.
 
Cinta kasih bukan hanya sebatas kata dan ungkapan, melainkan sebuah akta dan tindakan. Saling mengungkapkan dan mempraktekkan cinta kasih dalam kehidupan keluarga adalah sangat penting. Cinta kasih adalah landasan kehidupan rumah tangga. Bukankah terbentuknya sebuah keluarga diawali oleh ungkapan cinta kasih antara kedua insan yang saling menerima dan saling memiliki? Oleh sebab itu setiap keluarga pasti memiliki keistimewaan tersendiri untuk mengkomunikasikan dan mengimplementasikan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari; apa dan bagaimana pun situasinya.
 
Ketika kondisi keluarga berada dalam situasi tantangan dan pergumulan, janganlah kendor atau padam cinta kasih. Ingatlah pada teladan Tuhan Yesus yang mengajarkan cinta kasih yang tulus (kasih ‘agape’). Meskipun la ditolak dan dihina manusia, namun kematian-Nya di kayu salib telah menyelamatkan umat manusia, termasuk yang menolak-Nya. ltulah teladan cinta sejati yang tulus dan penuh kerendahan hati. Jika landasan kehidupan keluarga adalah kasih dari Tuhan Yesus Kristus maka berbagai tantangan kehidupan akan mampu diatasi.

KJ. 427 : 3

Doa : (Bapa kami yang di sorga, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu yang telah menyelamatkan kami melalui Putra Tunggal-Mu Tuhan Yesus Kristus)

Scroll to Top