MINGGU XXIII SESUDAH PENTAKOSTA
Rabu, 3 November 2021

Renungan Pagi

KJ. 38 : 1,2 – Berdoa

KENDALI ATAS PROSES

Wahyu 2 : 18 – 23

…Aku akan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya (ay. 23b)

Kita memiliki kebebasan untuk menentukan jalan-jalan hidup kita, tetapi sayangnya kita tidak dapat memilih konsekwensi dari pilihan-pilihan itu (Covey:1989). Konsekwensi tergantung pada keputusan dan pilihan yang kita buat. Terkadang konsekwensi sungguh di luar dugaan. Dalam perikop bacaan kita pagi ini Tuhan mengatakan “Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya” (ayat 23b). Tuhan mengatakan DIA menguji bukan mendikte. Ibarat ujian semester atau ujian masuk perguruan tinggi, menguji berarti memberi ruang pada yang diuji untuk membuat pilihan. Dan ketika seseorang akan memutuskan apa yang dia pilih orang itu mengalami proses menimbang nimbang yang melibatkan informasi, nalar, emosi dan iman.

Pembaca yang budiman, batin dan pikiran kita adalah ibarat arena pertarungan. Dalam setiap pertimbangan untuk pengambilan keputusan ada nilai-nilai dan prinsip-prinsip, juga perasaan yang memengaruhi. Di kalbu ini terjadi percakapan dengan diri sendiri. Berkecamuk pikiran dan perasaan yang saling bertentangan. Tuhan mendengar dan memahami dialog dan pertarungan ini. Ada senjata dan sumber kekuatan yang harus dikerahkan untuk bisa memenangkan suatu pertempuran. Sebagai orang percaya senjata dan kekuatan itu telah Allah karuniakan dalam diri kita yakni Roh Kudus.

Perbuatan adalah hasil dari waktu dan proses pengelolaan berbagai masukan yang kita serap. Kita bisa mengira-ngira risiko dan konsekuensi dari setiap keputusan, namun kita sama sekali tak punya kuasa untuk menentukan atau mengendalikan konsekwensinya. Walau demikian kita dapat menentukan cara, nilai, keyakinan, dan informasi yang kita gunakan dalam membuat pilihan. Karena itu kendalikan proses dengan kuasa Roh Kudus sehingga konsekwensi pilihan-pilihan kita berbuah kebaikan dan berkat.

KJ. 237 : 1,3

Doa : (Ya Roh Kudus, ajari dan pimpin kami dalam segala pertimbangan hati dan pikiran agar tindakan kami mewujudkan buah-buah Roh)

MINGGU XXIII SESUDAH PENTAKOSTA
Rabu, 3 November 2021

Renungan Malam

GB. 116 : 1,2 – Berdoa

ATAS PRAKARSA TUHAN

Wahyu 2 : 24 – 29

Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku… (ay. 26)

Kita seringkali mendengar ungkapan ‘bekerja di ladang Tuhan’ atau ‘bekerja untuk Tuhan’. Kita sangat familiar dengan ‘melayani Tuhan’. Hudson Taylor seorang missionaris gereja protestan Inggris di Cina awal abad 20 menulis suatu pemikiran yang menarik. Dia berkata: “Pekerjaan Tuhan bukanlah manusia beker-ja untuk Tuhan, melainkan karya Tuhan yang dikerjakan-Nya melalui tangan manusia. Pandangan Taylor ini menggemakan apa yang Kristus ucapkan dalam Yohanes 15:4 “…Demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau tidak tinggal di dalam Aku”.

Ketika seseorang melakukan karya-karya pelayanan bagi Kristus, apa yang terjadi sesungguhnya adalah Allah yang berinisiatif untuk bekerja melalui orang-orang yang dipanggil-Nya.

Ayat 26 menyebutkan, “Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaanku…” Ini mengindikasikan ada hubungan tak terpisah-kan antara hidup berkemenangan dengan melakukan pekerjaan Tuhan. Dunia dan seluruh kehidupan di dalamnya adalah ladang pelayanan. Setiap orang percaya dipanggil untuk bekerja di ladang itu. Untuk menjadi pemenang setiap orang harus merespon panggilan itu dan mengerjakan kasih, kebenaran, dan keadilan Allah. Sebab hanya orang-orang yang melakukan pekerjaan Tuhan tersebut yang dapat menjadi pemenang.

Ini berarti kemenangan demi kemenangan dalam hidup kita hanya dapat terjadi oleh inisiatif Tuhan yang memanggil dan mempercayakan pekerjaan Nya kepada kita. Hanya oleh Tuhan dan hanya dengan hidup di dalam Dia kita qualified untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut. Karena itu sudah semestinya apapun bentuk pelayanan kita; apapun perbuatan baik, benar dan adil bagi semua ciptaan tidak harus membuat kita bertepuk dada bahwa telah melayani Tuhan, melainkan dengan rendah hati mengakui bahwa kita dapat melakukan semua itu hanya atas prakarsa Tuhan yang bekerja melalui tangan kita.

GB. 100 : 1,3

Doa : (Tuhan wujudkanlah karya-Mu dalam diriku. Gunakan kedua tanganku untuk merealisasikan pekerjaan-Mu)

Scroll to Top