MINGGU V PRAPASKAH
Sabtu, 19 Maret 2022

Renungan Pagi

KJ. 159 : 1,2,3 – Berdoa

LAKUKAN KEWAJIBANMU

Markus 12 : 13 – 17 

… “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” …. ” (ay. 17) 

Berbagai upaya dan usaha menjerat Yesus dilakukan oleh orang Farisi dan ahli Taurat. Kali ini, orang Farisi menggandeng kelompok Herodian (pengikut setia dinasti Herodes) untuk berusaha menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang pajak kepada kaisar. Sesungguhnya, orang Farisi dan Herodian adalah dua kelompok yang saling bertentangan karena orang Farisi tidak mengakui pemerintahan Romawi sedangkan Herodian mendukung pembayaran pajak kepada kaisar. Namun demi upaya menjerat dan menjatuhkan Yesus, mereka bergabung dan memberikan pertanyaan jebakan kepada Yesus tentang: “bolehkan membayar pajak kepada kaisar?” Kalau Yesus menjawab, “boleh” maka sebagai orang Yahudi, Dia adalah pembelot/penghianat bangsa tetapi kalau jawaban-Nya: “tidak,” Dia akan berhadapan dengan pemerintah Romawi.

Yesus tahu isi hati mereka beserta niat busuknya. Yesus pun punyajawaban jitu yang tak diduga oleh orang Farisi dan Herodian, yaitu: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah! ” Jawaban Yesus yang lugas dan tegas, penuh hikmat itu menutup celah untuk menjatuhkan-Nya. Sebaliknya, mereka justru terheran-heran atas jawaban itu. Jawaban yang tidak berusaha menghindarkan diri tetapi benar-benar menyatakan hikmat yang sejati.

Menjadi umat Tuhan tidak berarti melepaskan diri dari tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan menjadi warga negara yang baik tidak membatalkan kepemilikan Allah atas seluruh keberadaan kita. Hal yang samajuga diperintahkan Yesus kepada kita selaku orang percaya tentang kewajiban warga negara. Pemerintahan dapat berarti orang yang mempunyai otoritas di atas seseorang, bisa berarti negara, majikan, orang tua, dll. Prinsipnya adalah kewajiban untuk patuh terhadap peraturan otoritas di atas seseorang, lakukanlah!

KJ. 159 : 5,6

Doa : (Tuhan, tolong beri kami hati yang tunduk melaksanakan kewajiban yang harus kami terapkan)

MINGGU V PRAPASKAH
Sabtu, 19 Maret 2022

Renungan Malam

KJ. 279 : 1,2,3 – Berdoa

KEHIDUPAN PASKA KEMATIAN

Markus 12 : 18 – 27 

Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia” (ay. 23) 

Ketika Yesus bertemu dengan kelompok orang Saduki, yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati, mereka mengemukakan sebuah kisah tentang seorang perempuan yang dikawini oleh tujuh orang Iaki-laki kakak beradik. Semua laki-laki itu mati tanpa meninggalkan keturunan bagi perempuan itu. Lalu, bagaimana nasib mereka (perempuan dan suami-suaminya) nanti pada hari kebangkitan? Siapakah yang akan pantas duduk bersanding dengan si perempuan tersebut?

Orang Saduki menakar kehidupan sorgawi setara dengan kehidupan duniawi. Dengan kasus yang mereka angkat tentang perempuan dengan tujuh suami ini, mereka berharap Yesus akan mengakui pemahaman mereka yang tidak percaya akan kebangkitan yaitu, bagaimana mungkin nantinya perempuan itu bersanding dengan tujuh orang suaminya. Namun Yesus memberikan jawaban kepada mereka bahwa melalui kebangkitan, orang akan hidup dengan Allah seperti malaikat di surga. Allahlah yang akan menjadi pusat kehidupan dan orang tidak akan lagi memikirkan realitas duniawi (termasuk kawin mawin).

Kehidupan surgawi bukanlah soal apakah nanti kita akan bertemu dengan orang-orang terdekat dan yang kita kasihi, tetapi lebih dari pada itu, yaitu tentang pertemuan kita dengan Allah yang memberikan rahmat untuk mengenal orang-orang terdekat dan yang kita kasihi. Kita hanya hidup untuk Allah, bukan untuk manusia lagi.

Sebagai orang percaya, kita patut bersyukur karena kita mengimani bahwa kebangkitan itu ada. Jika kita percaya bahwa ada kebangkitan, maka kita diajak untuk menjalani hidup ini secara sungguh-sungguh dalam iman kepada Tuhan. Kita harus menggunakan segala kesempatan hidup di dunia ini secara bijaksana dan penuh makna. Kita hidup baik dan benar agar menjadi berkat bagi orang lain karena kelak kita akan hidup kekal bersama Tuhan.

KJ. 279 : 4,5,6 

Doa : (Tuhan, kami percaya akan kehidupan kekal yang Tuhan sediakan, tuntun kami mengisi hidup ini sesuai perkenanan-Mu)

Scroll to Top