MINGGU VI SESUDAH EPIFANI
Kamis, 17 Februari 2022

Renungan Pagi

KJ. 432 : 1 – Berdoa

IMAN YANG HIDUP : JANGAN “OMDO”

Yakobus 2 : 14 – 17 

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (ay.17)

“Omdo”, Omong Doang. Istilah untuk orang yang banyak bicara namun tidak melakukan apa-apa. Entah karena malas, gengsi atau tidak mampu untuk berbuat sesuai yang dikatakan. Parahnya, mampu berbuat karena potensi yang dimiliki sungguh ada namun tidak berbuat apa-apa.

Perilaku “omdo” ini menjadi perhatian Yakobus. Kepada seluruh orang percaya yang berada di perantauan (Yak.1 :1), Yakobustidak mau mereka menjadi orang yang hanya cakap berbicara namun tidak bertindak, hanya basa basi (ay.16). Setiap orang yang memiliki iman yang teguh, haruslah menyatakan imannya melalui perbuatan atau tindakan. lman dan tindakan iman merupakan wujud nyata dari perubahan dan pembaharuan yang dialami oleh orang percaya; tidak hanya “omdo” karena Kristus-Allah yang menjadi Manusia, tidak “omdo” tetapi utuh dan sempurna melakukan karya keselamatan bagi seluruh ciptaan, dengan taat sampai mati.

Meneladani Kristus menjadi dasar atas “iman yang hidup” bukan “iman yang mati”. “lman yang hidup” adalah iman yang melakukan apa yang diimani. Berbuat dan bertindak bagi kebaikan menjadi keyakinan dan harus dinyatakan. Tidak hanya sebatas mengimani, namun terus bertindak dan berbuat. Tindakan dan perbuatan ini yang menjadikan “iman hidup” tidak mati. Menghidupkan bagi diri sendiri dan orang lain dalam keyakinan bersama kepada Kristus. Menghidupkan iman dengan perbuatan nyata sehingga memberi sukacita dan damai. Inilah sesungguhnya tugas tanggungjawab pelayanan yang hidup. Tidak hanya dalam konsep, ide, rapat, wacana-wacana indah tetapi tuntas dalam melakukan dan tindakan; sehingga ada hasil nyata. Jangan “Omdo” agar iman hidup dan menghidupkan.

KJ. 432 : 2

Doa : (Kristus, gerakan semua panca indera diriku agar tidak hanya melihat dan mendengar tetapi melakukannya)

MINGGU VI SESUDAH EPIFANI
Kamis, 17 Februari 2022

Renungan Malam

KJ. 428 : 1 – Berdoa

IMAN YANG HIDUP : LAKUKAN KEHENDAK-NYA

Yakobus 2 : 18 – 23

Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna (ay.22)

Kita pasti melakukan tanggung jawab hidup beriman dan beribadah serta bersaksi. Berdoa, beribadah dan tahu mana kehendak Tuhan dan bukan kehendak Tuhan. Semuanya dilakukan dalam ketaatan dan kesetiaan. Semua perbuatan dan kegiatan tersebut membuat kita merasakan keteguhan iman kepada Tuhan. Namun ketaatan dan kesetiaan harus disertai dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Yakobus sekali Iagi menyatakan bahwa iman menjadi sempuma jika disertai dengan perbuatan nyata sehari-hari. lman dalam perbuatan menjadi nyata sebagaimana yang digambarkan Yakobus akan sosok Abraham. Abraham tidak hanya beriman atas kehendak . Tuhan dalam perjalanan kehidupannya. Namun juga saatAllah menyuruh Abraham mempersembahkan anaknya yang telah lama dinantikan. Abraham berbuat sesuai yang Tuhan kehendaki. lman menjadi dasar dari setiap tindakan (iman) untuk melakukan kehendak-Nya.

Kebanyakan dari kita hanya memiliki iman. Kita percaya Tuhan yang menjadi Juruselamat kehidupan. Namun kepercayaan tidak dinyatakan dalam tindakan. Tidak peka atas kondisi yang terjadi disekitar kita. Masa bodo dengan keadaan yang terjadi. Tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahkan “memalingkan” diri dari keadaan yang terjadi di sekeliling kita. Firman Tuhan mengajak kita untuk merenungkan kembali akan panggilan diri. Jika kita sungguh memiliki iman kepada Tuhan, nyatakanlah segala kemampuan untuk menopang, menolong dan menghadirkan sukacita kepada Sesama. Ingatlah bahwa bukan mereka yang berseru kepada-Nya. …” Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa yang di sorga” (Matius 7:21).

KJ. 428 : 6

Doa : (Bapa, jadikan kami pekerja yang melayani bukan pekerja yang berwacana)

Scroll to Top