MINGGU ADVEN III
Rabu, 16 Desember 2020
Renungan Pagi
KJ. 378 : 1, 2 – Berdoa
PERCAYA ADALAH AWAL SUKACITA SEJATI
Matius 17 : 14 – 21
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja. (ay. 20)
Seorang yang datang kepada Tuhan Yesus, karena anaknya sakit ayan, sungguh mengejutkan; terutama bagi para murid. Mengapa? Karena orang itu melaporkan, bahwa para murid tidak dapat menyembuhkan anaknya (ayat 14-16). Kita dapat membaca, bagaimana reaksi Tuhan Yesus atas laporan itu (ayat 17). Tuhan Yesus menjawab permohonan orangtua yang anaknya sakit ayan. la menyembuhkan anak itu (ayat 18).
Para murid meminta penjelasan dari Tuhan Yesus. Mengapa mereka tidak dapat menyembuhkan anak yang sakit ayan itu? (ayat 19). Tuhan Yesus menjawab mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (ayat 20).
Para murid adalah orang-orang yang selalu bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Mengapa mereka tidak dapat menyembuhkan yang sakit? Jawabannya jelas, “kurang Percaya”. Percaya adalah hal yang sangat penting dalam hidup orang beriman! Percaya adalah sikap hati yang utuh, seperti biji sesawi, kecil namun utuh!
Bagaimana kita dapat mengalami sukacita di dalam TUHAN? Ya harus dimulai dengan percaya yang utuh kepada TUHAN! Bagaimana dapat memiliki sikap hati yang utuh untuk percaya? Harus dibangun dengan kesungguhan hubungan yang sejati dengan TUHAN. Makin mengenal TUHAN, maka kita semakin peka akan kehendak-Nya. Makin mengenal TUHAN, maka semakin kita meyakini dan percaya akan kasih serta kuasa-Nya!
Mari bagikan sukacita kepada sesama, dengan mengawali hari ini dalam keyakinan percaya akan kasih dan kuasa TUHAN bagi kita!
KJ. 378 : 3
Doa : (Ya Tuhan Yesus, tolong buatlah kami percaya dan belajar mengenaI-Mu dengan tekun setiap hari, sehingga dimampukan membagikan sukacita sejati bagi sesama)
MINGGU ADVEN III
Rabu, 16 Desember 2020
Renungan Malam
KJ. 462 : 1, 2 – Berdoa
SUKACITA YANG MEMELIHARA TATANAN
Matius 17 : 24 – 27
Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga (ay. 27)
Ketika Tuhan Yesus berada di Kapernaum, salah seorang murid-Nya, yaitu Petrus didatangi oleh petugas bea bait Allah. Petrus ditanyai, “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?” (ayat 24). Bea atau pajak bait Allah adalah pungutan wajib yang dikenakan kepada setiap orang Yahudi dan diberlakukan sejak jaman Musa (Kel. 30:11-16). Tujuannya adalah untuk mendukung kebutuhan yang diperlukan di bait Allah. Mengapa petugas bea bait Allah tidak bertanya langsung kepada Tuhan Yesus? Justru Tuhan Yesus yang mengajukan pertanyaan lebih dulu kepada Petrus yang datang kepadanya. Tuhan Yesus bertanya, “Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak?” Petrus menjawab dengan tegas, bahwa kebijakan pemerintah tentang pajak itu dikenakan untuk orang asing!
Pertanyaan Tuhan Yesus sebenarnya merupakan sebuah perumpamaan perbandingan. la yang adalah Allah, mestinya tidak perlu membayar pajak untuk bait-Nya sendiri! Namun demikian, Tuhan Yesus mengajarkan kepada Petrus dan para murid sebuah keteladanan yaitu memberi contoh dengan membayar pajak/ bea bait Allah (ayat 27). Tuhan Yesus menyatakan keberadaan-Nya. la Allah, namun Dia juga mau merendahkan diri dan memberikan keteladanan. Tuhan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. la mengajar, melayani dan menjawab pergumulan manusia. la memelihara tatanan yang ada dan melandasinya dengan pemahaman yang benar. Kehadiran-Nya menyatakan kebenaran, ketaatan dan mewujudkan damai sejahtera.
Di Minggu Adven III ini, kita diingatkan untuk menjalani dan mengisi hari-hari ke depan dengan sikap maupun tindakan yang baik, bijak dan benar. Mari menunjukkan kerendahan hati untuk menyatakan damai sejahtera-Nya kepada banyak orang.
KJ. 462 : 1, 2
Doa : (Ya Tuhan Yesus, mohon tuntun kami, agar memelihara tatanan yang ada dalam hidup ini. sehingga dapat mewujudkan sukacita di tengah kehidupan banyak orang)
