MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA
Selasa, 16 November 2021


Renungan Pagi
KJ.370 : 1,2 – Berdoa
BERPIHAK PADA TUHAN
Keluaran 32 : 25 – 29
maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: “Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku… (ay.26)
Hidup ini baik dalam keluarga, kerja, pelayanan bahkan dalam kehidupan sehari-hari terkadang diperhadapkan dengan pilihan. Harus diakui tidak mudah untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan berguna. Apalagi bila dalam memilih kita diperhadapkan dengan waktu. Maksudnya kita harus menentukan pilihan dalam waktu yang singkat. Hal inilah yang dilakukan Musa terhadap orang-orang Israel di kaki gunung Sinai.
Musa sangat kecewa melihat perilaku orang-orang Israel. Mereka seperti kuda terlepas dari kandang, maksudnya terlepas dari segala kendali dan kesetiaan kepada Allah. Tampilan dan perbuatan mereka saat itu sama sekali jauh dari jatidiri mereka sebagai umat perjanjian Allah. Musa bertindak dengan keras dan tanpa kompromi. Ia membakar dan menggiling patung anak lembu emas serta menyuruh umat Israel meminumnya sebagai lambang bahwa mereka harus menanggung perbuatan dosa mereka. Langkah tegas dan tanpa kompromi adalah pilihan tepat yang diambil oleh Musa mengingat dosa bangsa Israel. Musa menantang orang-orang Israel dengan memberi pilihan memihak kepada TUHAN atau tetap melawan TUHAN. Tanpa ragu tantangan tersebut direspon oleh suku Lewi dengan berpihak kepada TUHAN. Musa kemudian menugaskan mereka untuk menghukum kaum sebangsanya yang memberontak melawan Allah.
Tegas dan tanpa kompromi terhadap dosa seharusnya kita tunjukkan secara jelas dalam hidup dan dalam pelayanan. Setiap orang percaya di tengah kehidupan yang penuh perjuangan, tantangan dan godaan terpanggil untuk selalu berada pada pihak TUHAN. Berpihak pada TUHAN menghadirkan kepastian akan perkenan dan keselamatan-Nya. Karena itu jangan ragu tetapi bangunlah kehidupan kita dengan keyakinan yang teguh bahwa TUHAN itu Maha-kuasa, sumber keselamatan dan damai sejahtera. Jadikan panggilan untuk berpihak kepada TUHAN bukan sekadar pilihan tetapi sikap atau pengakuan iman yang teguh.
KJ. 370 : 3
Doa : (Di dalam dan bersama Engkau saja kami berkarya dan menjalani hidup ini)
MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA
Selasa, 16 November 2021


Renungan Malam
KJ.395 : 1,2 – Berdoa
HIDUP YANG BERTANGGUNG JAWAB
Keluaran 32 : 30 – 35
TUHAN berfirman kepada Musa: “Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku (ay.33)
“Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu”. Ungkapan yang cukup popular ini diucapkan orang-orang Israel ketika mereka berada dalam pembuangan di Babel pada jaman nabi Yehezkiel (Yeh. 18:2). Ungkapan ini mau menyatakan bahwa anak-anak menderita karena perbuatan orang tua mereka. Artinya orang tua merekalah yang harus bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami anak-anaknya. Nabi Yehezkiel menegaskan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dirinya (Yeh. 18). Pernyataan itu juga yang disampaikan TUHAN kepada Musa.
Musa menyadari persoalan Israel belum selesai. Menyembah patung adalah dosa yang besar. Karena dosa itu hubungan Israel dengan Allah menjadi terganggu. Musa berinisiatif menghadap TUHAN untuk memohon pengasihan Nya agar Israel beroleh pendamaian-Nya. Bahkan Musa rela berkorban dengan memohon namanya dihapus dari Kitab kehidupan yang ditulis TUHAN. Musa menunjukkan dirinya sebagai pemimpin atau pribadi yang memiliki kepedulian dan sangat bertanggung jawab. Setiap orang yang percaya dan para pelayanan seharusnya memiliki kepribadian dan pola kepemimpinan seperti Musa yaitu bertanggung jawab dan penuh kepedulian terhadap sesama. TUHAN mendengar permohonan Musa tentang Israel. Ia tidak menghukum atau membinasakan keseluruhan Israel karena dosa penyembahan anak lembu emas. TUHAN menegaskan bahwa siapa yang berdosa kepada TUHAN maka nama orang itulah yang akan dihapus dari kitab-Nya. Artinya setiap orang bertanggung jawab atas dirinya di hadapan TUHAN.
Pengasihan, pendamaian dan berkat dari TUHAN sangat terkait dengan sikap dan perbuatan yang kita lakukan. Karena itu sebagai umat yang telah beroleh pendamaian di dalam Yesus, marilah kita hidup dengan bertanggung jawab serta menjalani kehidupan ini dalam ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya.
KJ. 395 : 4
Doa : (Tuhan mohon mampukan kami hidup bertanggung jawab dan setia kepada-Mu)