HARI MINGGU XIX SESUDAH PENTAKOSTA
Minggu, 11 Oktober 2020


Renungan Pagi
KJ. 406 : 1 – Berdoa
BERBALIK DAN MENGENAL TUHAN MAKA DIPULIHKAN
Hosea 6 : 1 – 3
“Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN,… (ay. 1)
Kitab Hosea menggambarkan hubungan Tuhan dengan Israel, seperti suami – istri dalam ikatan janji perkawinan. Tuhan adalah pihak yang setia pada perjanjian, sedangkan Israel tidak. Israel selalu mengkhianati perjanjian, bagaikan istri yang meninggalkan suaminya untuk berzinah dengan kekasih-kekasihnya. Demikian gambaran Israel meninggalkan Tuhan untuk menyembah Baal. Namun demikian Tuhan tetap mengasihi, mengampuni dan bersedia menerima Israel kembali. Tuhan merencanakan untuk memulihkan Israel, juga Yehuda, jika mereka sungguh-sungguh berbalik dan mau belajar mengenal Dia dengan benar.
Â
Sayangnya kasih setia dan rahmat Tuhan tetap diremehkan oleh Israel. Para imam, raja, pemuka dan seluruh umat, terus melakukan kejahatan, baik di bidang keagamaan, ekonomi, sosial dan politik. Israel makin jauh dari mengenal Tuhan. Tuhan tidak tinggal diam. Kasih setia Tuhan tidak membuat Israel dan Yehuda bebas dari ancaman. Babel sebagai alat Tuhan menjadi penyakit mematikan yang mengancam kehidupan Israel. Israel seperti berada di mulut singa muda yang menerkam, mencabik-cabik dan membawa lari tanpa ada yang bisa melepaskan. Namun demikian Tuhan masih memberi ruang bagi Israel untuk menyesal, mengaku bersalah dan mencari-Nya. Berbalik dan mengenal Tuhan harus menjadi kerinduan hati yang tulus dari Israel. Dengan demikian Tuhan akan membalut, menyembuhkan dan menghidupkan mereka dari kematian serta menyinari dengan cahaya-Nya maupun berkat kesuburan.
Â
GPIB dalam melaksanakan persidangan raya akan menilai kinerja 5 (lima) tahun pemimpin lama; dan memilih yang baru, serta menetapkan perangkat Teologi Gereja; mencakup landasan Ekklesiologi maupun Misiologi. Jemaat-Jemaat diwakili para utusan terbaik yang adil, jujur, berkompeten, dan loyal untuk bersidang serta menuntaskan semua agenda sidang. Persidangan mesti menjadi ajakan agar peserta sidang berbalik dan mengenal Tuhan serta mencari hikmat dan kehendak-Nya dalam setiap hal yang dipercakapkan dan diputuskan. Persidangan bukan ajang untuk mengutamakan egoisme, kekuasaan, fanatisme suku, almamater atau wilayah. Jangan membiarkan keinginan atau rancangan jahat mengatur dan mengendalikan pelaksanaan sidang. Dengan demikian dipastikan GPIB akan dipulihkan, dibangkitkan dan disinari cahaya fajar baru dengan kepemimpinan baru dan tatanan bergereja yang kuat untuk menjadi berkat bagi jemaat dan masyarakat.
KJ. 406 : 2, 3
Doa : (Tuhan Yesus, mohon bimbing kami masuk dalam tatanan baru yang sesuai kehendak-Mu)
HARI MINGGU XIX SESUDAH PENTAKOSTA
Minggu, 11 Oktober 2020


Renungan Malam
KJ. 446 : 1, 2 – Berdoa
UMAT YANG TIDAK SETIA
Hosea 6 : 4 – 6
“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan,…” (ay. 6a)
Bacaan Alkitab sepanjang minggu ini dari kitab nabi Hosea pasal 4-14 (bagian Il). Isinya tentang firman Tuhan yang diberitakan oleh nabi Hosea khususnya kepada bangsa Israel (Utara) dan Yehuda pada masa akhir pemerintahan raja Jerobeam ll. Firman tersebut merupakan tanggapan Tuhan atas praktek kehidupan keagamaan, sosial, dan politik di Israel dan Yehuda pada zaman itu. Tuhan menyatakan bahwa umat Israel tidak lagi setia pada perjanjiannya dengan-Nya. Perjanjian itu diadakan di gunung Sinai setelah umat Israel keluar dari Mesir di bawah kepemimpinan Musa, hamba Tuhan itu. Isi perjanjian itu intinya ialah Tuhan menjadi Allah atas Israel dan mereka merupakan umat kepunyaan-Nya.
Â
Tuhan menyapa Israel dan Yehuda; “Apakah yang akan Ku-lakukan kepadamu, hai Efraim juga hai Yehuda?, Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar”(ay.4). Tuhan mendapati bahwa umat-Nya ternyata begitu cepat berbalik dan tidak setia kepada-Nya. Dalam kondisi umat seperti itu, Tuhan menyatakan dua hal tentang siapakah Dia. Pertama bahwa la telah meremukkan Israel melalui perantaraan nabi-nabi dan membunuh mereka dengan perkataan dan hukum-Nya (ay.4-5). Kedua, Dia adalah Tuhan yang menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Tuhan menyukai pengenalan akan Dia, lebih dari pada kurban-kurban bakaran (ay.6).
Â
Tuhan menyukai orang yang setia dan yang mengenal Dia. Tuhan tidak menyukai orang yang tak setia kepada-Nya dan yang enggan mengenal Dia, apapun kedudukannya di gereja dan masyarakat. Tuhan menyukai kasih setia dan bukan kurban sembelihan. Tuhan menyukai pengenalan akan Dia, lebih daripada kurban-kurban bakaran. Tuhan melihat hati, bukan tampilan, omongan, dan tindakan. Ingatlah banyak orang yang pandai bersandiwara. Mereka tampil baik dan saleh, namun hatinya jahat. Jadi berhati-hatilah memilih pemimpin!
KJ. 446 : 3, 4
Doa : (Tuhan Yesus, mohon karuniakan hikmat, sehingga kami tetap setia pada-Mu)