MINGGU XI SESUDAH PENTAKOSTA
Rabu, 11 Agustus 2021

Renungan Pagi

GB. 156 : 1 – Berdoa

MENGUPAYAKAN PERDAMAIAN

Kisah Para Rasul 7 : 23 – 29

Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya? (ay. 26)

Alkisah ada  dua orang kakak beradik yang tinggal di sebuah desa. Pada suatu hari mereka terlibat pertengkaran yang sangat serius. Padahal sebelumnya mereka hidup dengan rukun. Akibat pertengkaran tersebut sang kakak meminta tukang untuk membangun pagar yang tinggi dengan tujuan agar tidak lagi melihat sang adik. Tukang melakukan pekerjaannya, tetapi bukan pagar yang dibangun, malah jembatan yang sangat indah. Sang adik kemudian bergegas berjalan menaiki jembatan tersebut dengan tangan yang terbuka sambil menyampaikan permohonan maaf atas sikapnya yang acuh dan perkataannya yang telah menyakitkan hati sang kakak. Dua saudara itu bertemu di tengah jembatan, saling berjabat tangan dan berpelukan. (kutipan dari ilustrasi Baangunlah Jembatan, Jangan Tembok).

Banyak alasan yang menjadi penyebab persilihan itu terjadi dalam kehidupan bersama, baik alasan yang sepele hingga yang prinsip. Musa berusaha memperdamaikan dua orang Israel yang berselisih, namun respon yang diterima di luar dugaan, yakni diserang balik dengan memojokkan Musa atas kesalahan yang telah dilakukannya. Orang yang bertengkar dan tidak mau diperdamaikan, masih ada dalam kehidupan manusia saat sekarang termasuk anggota jemaat yang ada di gereja. Sikap ini menggambarkan bahwa orang tersebut belum merdeka, sehingga terus terbelenggu dalam perselisihan. Sebagai orang yang telah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus Kristus, maka upayakanlah perdamaian dalam kehidupan bersama. Bangunlah jembatan, bukan tembok yang tinggi. Untuk membangun jembatan, maka sangat diperlukan kerendahan hati untuk dapat melakukan koreksi atas diri sendiri dan mampu untuk memaafkan diri sendiri dan orang lain.

Dalam perjalanan kehidupan di hari ini dengan segala situasi yang akan terjadi dan dihadapi, upayakanlah perdamaian sebagai tanda syukur atas kemerdekaan.

GB. 115 : 1

Doa : (Syukur ya Tuhan atas semua kebaikan-Mu, sebagai tanda pertolongan dan perlindungan-Mu bagi kami)

MINGGU XI SESUDAH PENTAKOSTA
Rabu, 11 Agustus 2021

Renungan Malam

GB. 4 : 1 – Berdoa

ALLAH PEDULI

Kisah Para Rasul 7 : 30 – 34

Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir (ay. 34)

Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi. Tak akan pernah dibiarkannya ‘ku bergumul sendiri. S’bab Allah mengerti.” Penggalan syair lagu Allah Peduli yang pernah dinyanyikan oleh almarhum Mike Mohede ini menggambarkan kepedulian Allah terhadap Israel yang berada di Mesir sebagai budak dengan penderitaan yang dialami. Tuhan tidak hanya memperhatikan dan mendengar kesengsaraan Israel, tetapi Tuhan juga bertindak untuk ‘melepaskan’. Untuk itu Tuhan memanggil Musa yang diutus ke Mesir untuk melaksanakan rencana Tuhan melepaskan Israel.

Kepedulian Tuhan terhadap umat-Nya terus berlangsung hingga hari ini. Covid 19 menjadi pandemi yang menghantam dan menata ulang kehidupan manusia dan memberikan dampak pada kesehatan, psikologi, sosial dan ekonomi. Ketakutan dan kecemasan luar biasa menghadang kehidupan manusia. Banyak orang kehilangan anggota keluarga yang mereka kasihi, mengalami krisis ekonomi, tertekan karena situasi yang mencemaskan. Memang sampai saat ini virus covid 19 masih ada, tetapi telah ada vaksin sebagai upaya untuk mengatasi penyebaran covid 19. Kita harus melihat hal ini sebagai wujud kepedulian Tuhan atas kehidupan manusia di setiap saat dengan situasi dan pergumulan yang berbeda.

Tuhan memperhatikan kesengsaraan manusia, dan berkuasa melepaskan kita dari belenggu covid 19. Dalam kasih-Nya Allah peduli terhadap kondisi kesehatan, keadaan ekonomi, pergumulan tentang anak-anak, pekerjaan dan usaha, bahkan relasi kita dengan yang lain. Tuhan sangat peduli untuk menolong kita dan tidak pernah membiarkan kita. IA berkenan hadir dan menolong untuk ‘melepaskan’ kita dari semua hal yang menekan dan membelenggu kita. Tuhan memiliki banyak cara untuk menolong, karena itu tak perlu cemas dan takut. Saat keadaan menekan hidup kita, berserulah memanggil nama Tuhan.

GB. 218 : 1, 2

Doa : (Ya Tuhan, tolong jadikanlah kami kuat menghadapi setiap tantangan dan pergumulan kehidupan, karena Engkau selalu peduli)

Scroll to Top